close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi
icon caption
ilustrasi
Bisnis
Selasa, 12 Desember 2017 18:23

LPS ramal rasio profitabilitas bank sulit meningkat

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut sedikitnya terdapat tiga penyebab yang membuat tren rasio profitabilitas sulit bergerak.
swipe

Rasio profitabilitas atau keuntungan dari aset bank dinilai sulit meningkat dalam setahun ke depan. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan turunnya pendapatan marjin bunga dan naiknya beban pencadangan modal menjadi salah satu pemicu sulitnya kenaikan rasio tersebut. 

"Ada tiga penyebab sedikitnya, dan hal itu membuat tren rasio profitabilitas sulit bergerak," kata Halim seusai Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa, seperti dilansir Antara.

Penyebab pertama, lanjut Halim, adalah tren terus menurunnya suku bunga perbankan, baik di global maupun domestik. Turunnya suku bunga pinjaman akan membuat marjin bunga bank menipis. Alhasil pendapatan bank bisa saja turun, jika manajemen bank tidak memutar otak untuk menggali sumber pendapatan lain.

"Suku bunga dana di dunia itu masih rendah sehingga untuk menaikkan suku bunga kredit itu tidak akan mudah," ujarnya.

Sejak Januari 2016 hingga November 2017, suku bunga kredit rata-rata di industri perbankan telah turun 128 basis poin, menurut data Bank Indonesia.

Penyebab kedua, ujar Halim, adalah masih adanya potensi kenaikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Meskipun hingga November 2017, NPL industri perbankan sebesar 2,9% atau tergolong di level yang rendah, namun tidak menutup kemungkinan, NPL masih bisa naik karena pemulihan ekonomi domestik yang belum merata, terutama di sektor pertambangan dan penggalian.

"Saya lihat bank-bank ini akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit," ujarnya.

Penyebab ketiga, kata Halim, adalah beban regulasi untuk penambahan cadangan modal perbankan. Penambahan cadangan modal, kata Halim, akan terjadi dalam waktu dekat untuk memitigasi tekanan eksternal dari pasar keuangan global, yang bisa saja menurunkan kesehatan bank.

Tingkat profitablitas bank diukur dari salah satu indikator yakni tingkat keuntungan dari aset (return on assets/ RoA) perbankan dalam tiga tahun terakhir. RoA mengukur kemampuan suatu bank menghasilkan keutungan dari aset yang dimilikinya.

Semakin tinggi RoA berarti rasio profitabilitas bank semakin baik atau produktivitas asetnya tinggi.

Sebagai gambaran, dalam tiga tahun terakhir, bank beraset besar atau Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV, meneguk RoA pada Desember 2015 sekitar 4%. Tapi kemudian turun ke kisaran 2,5-3% pada bulan Desember 2016, lalu stagnan di kisaran 3% pada September 2017.
 

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan