Empat menteri Kabinet Indonesia Maju meresmikan pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang (longspan) proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Jakarta, Senin (11/11).
Keempatnya yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Luhut menargetkan LRT Jabodebek akan mulai beroperasi seluruhnya pada Juni 2021. Luhut menyebut saat ini uji coba tengah dilakukan di lintas Cawang-Cibubur menggunakan kereta produksi PT INKA (Persero).
"Diperkirakan uji coba (berlangsung) enam atau tujuh bulan ke depan," kata Luhut di Jakarta, Senin (11/11).
Senada, Budi Karya memprediksi proyek ini akan selesai dalam kurun waktu 1,5 tahun atau pada 2021. Budi juga mengatakan apabila proyek ini berhasil diselesaikan di Jakarta, maka akan diikuti oleh proyek serupa di Surabaya, Makassar, Bandung, dan Medan.
"Kami berharap ada satu inovasi untuk mengakomodasi pembangunan LRT dari segi efisiensi harga. Karena kalau kita bangun di kota-kota lain dengan harga yang kompetitif, pasti memberikan solusi transportasi bagi kota-kota lain," tutur Budi.
Proyek menantang
Sementara, Luhut mengatakan LRT Jabodebek ini merupakan proyek yang sangat menantang. Sebab pembebasan lahannya cukup sulit dilakukan.
"Membebaskan tanah itu sulit setengah mati. Saya sampai harus rapat berpuluh-puluh kali dalam dua tahun untuk membebaskan tanah," ujar Luhut.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, mengatakan kendala terbesar dalam pengerjaan LRT adalah soal pembebasan lahan.
Hambatannya adalah pembebasan lahan. Progresnya sudah 67,3% untuk keseluruhan sudah dinamis test," kata Budi Harto dalam kesempatan yang sama.
Budi merinci, progres lintasan Cawang-Cibubur telah selesai 86,2%, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas terselesaikan 58,3%, dan Cawang-Bekasi Timur selesai 60,5%.
Sementara itu, Budi Karya Sumadi, mengatakan proyek ini menjadi proyek percontohan dari segi struktur dan tingkat kesulitan.
"Saya sebagai insinyur membangun jembatan 5 meter saja pusing. Tapi ini panjang sekali," kata Budi Karya.
Tarif LRT Jabodebek
Di sisi lain, tarif tiket kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tahap I masih belum ditetapkan.
Pada peninjauan proyek pembangunan LRT pada Oktober lalu, Budi Karya mengatakan tarif LRT akan dipatok sebesar Rp12.000. Namun, Budi mengatakan tarif tersebut masih bisa berubah menjelang beroperasinya LRT pada 2021 mendatang.
"Tarif sementara perhitungannya Rp12.000. Tapi, nanti kita akan lakukan penyesuaian menjelang operasional LRT," kata Budi.
Budi mengatakan, banyak pertimbangan yang akan membuat tarif tersebut bisa diturunkan lagi hingga di bawah Rp12.000. Pertimbangan tersebut antara lain jumlah penumpang, biaya yang dikeluarkan selama pembangunan, dan potensi pendapatan.
"Perhitungan itu kan berpengaruh pada harga tiket, jadi kita akan lihat itu lalu kita kaji besaran yang sesuai," ujar Budi.
Sebelumnya, tarif Rp12.000 untuk layanan LRT Cibubur-Dukuh Atas telah ditetapkan pemerintah dengan memasukan subsidi sebesar 50%. Apabila tak disibsudi, tarif dari LRT Jabodebek diperkirakan mencapai Rp25.000.
Budi pun mengatakan harga tersebut akan berlaku flat atau jauh dekat memiliki harga yang sama. Jauh dekat, tarif LRT Jabodebek akan dipatok sebesar Rp12.000 per orang sekali naik dari Cibubur hingga Dukuh Atas.