Harga tiket pesawat yang melambung menyumbang angka inflasi membuat Luhut Binsar Panjaitan berang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Panjaitan meminta maskapai penerbangan untuk memperhatikan kondisi pasar. Luhut mempertanyakan tarif tiket pesawat yang tak kunjung turun menyesuaikan koreksi harga avtur.
"Mereka sudah tahu (harga) avtur sudah turun. Masa tetap naikin (harga tiket pesawat), yang benar saja dong," ujar Luhut, Senin (1/4).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi pada Maret 2019 mencapai 0,11%. Salah satu penyumbang angka inflasi berasal dari komponen angkutan udara dengan andil 0,03%.
Luhut menegaskan, pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal ketika mengimbau maskapai mengevaluasi tarif tiket. Imbauan itu bertujuan agar terjadi persaingan yang sehat antar badan usaha angkutan udara.
"Kita tidak mendikte perusahaan-perusahaan itu. Jangan menang sendiri. Lihat keseimbangan antara supply dan demand," kata dia.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tarif angkutan udara memang sempat mengalami kenaikan yang tidak biasa. Meski bukan utama, tarif angkutan udara memberi pengaruh dominan terhadap inflasi Maret 2019.
BPS mencatat tarif angkutan udara memberikan andil inflasi sejak November 2018 sebesar 0,05% dan Desember 2018 sebesar 0,19%.
Kemudian pada Januari 2019, komponen angkutan udara menyumbang andil pada inflasi sebesar 0,02% dan pada Februari dan Maret 2019, masing-masing sebesar 0,03%.
Pada Februari 2019, jumlah penumpang angkutan udara penerbangan domestik melorot 15,46% menjadi 5,63 juta orang dari bulan sebelumnya 6,6 juta orang. Begitu pula dengan penerbangan internasional yang terkoreksi 7,04% menjadi 1,4 juta orang dari 1,5 juta pada Januari 2019.