Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, meminta kepada siapa pun, terutama para pengacara atau lawyer yang berasal dari Batak tidak membela para peternak ikan yang mempunyai keramba di areal destinasi wisata Danau Toba.
Pasalnya, kata Luhut, para peternak ikan dalam keramba tersebut telah mencemari lingkungan di sekitar Danau Toba. Akibat kegiatan peternakan ikan tersebut, Danau Toba disebutnya kini menjadi bau dan kotor. Untuk itu, ia mengatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan pembersihan keramba-keramba milik para peternak tersebut.
“Kita bersihkan keramba ini. Saya minta itu lawyer-lawyer Batak tidak usah dibelalah itu (peternak keramba), karena betul-betul merusak Danau Toba,” katanya usai rapat bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Senin (9/9).
Jika Danau Toba kotor dan bau, kata Luhut, wisatawan tidak akan mau berkunjung ke sana. Menurutnya, pembersihan keramba merupakan bagian dari usaha untuk menjaga kebersihan salah satu destinasi wisata prioritas nasional tersebut. Hal tersebut juga untuk menjaga kenyamanan wisatawan.
“Kalau Danau Toba ini bau, orang (wisatawan) datang ke sana untuk apa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut menuturkan, untuk mengembangkan Danau Toba sebagai destinasi wisata, pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan. Juga dengan start up untuk mengintegrasikan masalah kebersihan dan promosi wisata Danau Toba.
Dia melanjutkan, dengan menggandeng sejumlah start up tersebut, dibuat sebuah langkah promosi dengan biaya rendah. Ia pun mengatakan telah dibuat beberapa paket-paket wisata melalui program kerja sama dengan Grab, Gojek, Traveloka, dan OYO.
“Makanya kita gandeng Grab, Gojek dan Traveloka, mereka yang memblast paket-paket itu dengan cost nol rupiah. Jadi biaya advertising bisa kita potong dengan teknologi," ucapnya.
Menurut Luhut, kerja sama pemerintah dengan sejumlah start up tersebut dapat menghemat anggaran sebesar Rp4 triliun. “Dana pariwisata yang Rp4 triliun itu akan lebih banyak kita berdayakan untuk menyiapkan destinasi tadi,” ujarnya.
Sementara untuk pengelolaan hotel dan penginapan di sekitar Danau Toba, pemerintah memberikan pengelolaanya kepada aplikasi penyedia hunian sewa murah OYO. “Kita masukan OYO, mereka yang memanage hotel bintang 3, bintang 2, dan bintang 1. Ini yang main sekarang, hotel OYO adalah grup hotel terbesar di dunia. Mereka sudah ikut rapat, identifikasi, dan segala macam sudah,” tuturnya.