close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi / Shutterstock
icon caption
ilustrasi / Shutterstock
Bisnis
Rabu, 21 Maret 2018 22:40

Mandiri bakal terbitkan surat utang Rp 4 triliun

Surat utang akan diterbitkan dalam dua jenis, yakni penawaran umum berkelanjutan dan recovery plan.
swipe

Surat utang masih menjadi salah satu sumber pendanaan emiten. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana menerbitkan surat utang dengan dengan nilai total Rp 4 triliun untuk penguatan modal dan ekspansi kredit.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan surat utang akan diterbitkan dalam dua jenis dan dilakukan pada tahun ini. Manajemen emiten berkode saham BMRI tersebut telah meminta restu dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar di kantor pusat perseroan, Rabu (21/3).

"Ada dua agenda spesifik dalam RUPST yakni update penawaran umum berkelanjutan dan recovery plan yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan," tuturnya dalam paparan publik usai RUPST.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahun ini akan dilakukan senilai Rp 3 triliun maksimum September 2018. "Kami pertimbangkan dan kaji apakah akan dieksekusi atau tidak setelah Juni 2018," imbuhnya.

Dia menjelaskan Bank Mandiri memiliki rencana emisi PUB total senilai Rp14 triliun selama kurun waktu 2016-2018. Sampai saat ini, BMRI telah menerbitkan PUB I senilai total Rp 11 triliun untuk ekspansi kredit dan masih sisa Rp 3 triliun.

Namun, manajemen Bank Mandiri masih mengkaji tingkat likuiditas bank hingga paruh pertama tahun ini. Jika likuiditas terjaga dengan baik, kata dia, maka penerbitan obligasi tersebut tidak akan dieksekusi.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin, menambahkan terkait aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tentang rencana aksi atau recovery plan bagi bank sistemik, perseroan akan menerbitkan surat utang dengan salah satu opsi adalah obligasi konversi.

Dari 11 bank yang ditetapkan oleh OJK sebagai bank sistemik, Bank Mandiri adalah salah satunya. Sehingga, Bank Mandiri harus memiliki recovery plan yang harus disetujui oleh RUPS. 

"Elemen recovery plan dilakukan sebelum akhir tahun ini, BMRI harus menerbitkan surat utang untuk memperkuat permodalan dengan tenor lima tahun senilai Rp1 triliun. Instrumennya masih dikaji," tuturnya.

Manajemen Bank Mandiri akan mengumumkan instrumen surat utang yang akan diterbitkan perseroan sebelum akhir 2018. Emisi surat utang itu diproyeksi bakal memperkuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 0,13%. Saat ini CAR Bank Mandiri berada pada level 22% dan akan dijaga pada angka 21% hingga akhir tahun.

Pasal 37 Peraturan OJK Nomor 14/POJK.03/2017 tentang recovery plan, menyebutkan, pemenuhan kewajiban memiliki instrumen utang atau investasi yang memiliki karakteristik modal dilakukan paling lambat pada 31 Desember 2018. Bank yang telah ditetapkan sebagai bank sistemik sebelum peraturan OJK tersebut berlaku efektif per 7 April 2017.

Adapun, tahun ini Bank Mandiri membidik perolehan laba bersih dapat tumbuh 10%-20%. Target itu lebih rendah dari capaian tahun lalu yang melonjak 49,5% year-on-year (yoy) dari Rp 13,8 triliun menjadi Rp 20,6 triliun.

Tahun lalu, BMRI menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dari 4% menjadi 3,46% gross dan NPL net turun dari 1,53% menjadi 1,18%. Biaya pencadangan yang dialokasikan Bank Mandiri juga turun dari Rp 24,6 triliun menjadi Rp16 triliun tahun lalu.

Target pertumbuhan kredit Bank Mandiri dipatok sebesar 10%-11%. Target itu lebih tinggi dari capaian tahun lalu sebesar 9%-10%. Sedangkan, NPL tahun ini ditargetkan dapat ditekan di bawah level 3%.

img
Sukirno
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan