Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), siap mengekspor mangga gedong gincu ke Jepang. Kemajuan ini tak lepas dari berbagai strategi pembangunan ekosistem pertanian terintegrasi berbasis korporasi tani.
"Pertama petaninya, mulai dari budi daya, kegiatan pascapanen, hingga pemasaran, akan kita satukan dalam manajemen lahan tertentu dan membentuk satu korporasi petani," ucap Kabid Hortikultura Distanhan Sumedang, Iwan Hermansah, dalam Alinea Forum bertajuk "Strategi Ekspor Mangga ke Jepang", Kamis, (8/12).
Dia mengungkapkan, sebelum mengadopsi pendekatan tersebut, Distanhan Sumedang sempat mengalami kendala. Pangkalnya, luas lahan dan jumlah produksi yang berlebihan.
"Satu hamparan lahan sekitar 3.800 hektare dan produksinya hampir mencapai angka 50.000 ton per tahun," ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang lantas mencoba berkolaborasi dengan prinsip pentaheliks. Artinya, menggandeng akademisi, swasta, masyarakat, media, dan pemerintah.
"Untuk pemerintah, kita mencoba berkoordinasi dengan pihak provinsi; pihak pusat, termasuk Badan Karantina Pertanian (Barantan), serta akademisi melalui Unpad Injabar. Kita juga berencana untuk membuat kawasan sains dan teknologi," tuturnya.
Lebih jauh, Iwan mengungkapkan, ada beberapa varietas mangga yang akan diekspor ke Jepang selain gedong gincu. Yakni, cengkir atau indramayu, harum manis, gajah, dan golek.
Setiap varietas mangga ditanam di beberapa lahan yang tersebar di tiga wilayah, yaitu Jatigede, Tomo, dan Ujung Jaya.