close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Corporate Secretary Mandiri Syariah Ahmad Reza (kanan) dan Region Head Deden Durachman (kiri), mendampingi petugas layanan nasabah melayani calon jemaah haji yang akan melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Kantor Cabang Mandiri S
icon caption
Corporate Secretary Mandiri Syariah Ahmad Reza (kanan) dan Region Head Deden Durachman (kiri), mendampingi petugas layanan nasabah melayani calon jemaah haji yang akan melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Kantor Cabang Mandiri S
Bisnis
Selasa, 30 April 2019 09:40

Market share perbankan syariah kuartal I-2019 turun

Hingga awal 2019, market share perbankan syariah nasional hanya mampu mencapai 5,94%.
swipe

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menilai perkembangan ekonomi syariah pada kuartal I-2019 ini terbilang stagnan bahkan cenderung menurun. 

"Cenderung menurun dari sisi pencapaian market share (pangsa pasar) perbankan syariah sempat di atas 6% dibanding total perbankan nasional. Tetapi pada awal tahun ini kembali turun di bawah 6%," ujar Anggota DSN MUI Gunawan Yasni kepada Alinea.id, Selasa (30/4).

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk data terakhir Juni 2018, market share keuangan syariah memang sempat mencapai 8,47% atau setara US$83,62 miliar dari total aset keuangan Indonesia. 

Total capain ini diperoleh dari kontribusi perbankan syariah sebesar 5,7%, IKNB syariah sebesar 4,69%, dan pasar modal syariah sebesar 15,28%.

Akan tetapi, hingga awal 2019, market share perbankan syariah nasional hanya mampu mencapai 5,94%.

Demikian pula dari segi pangsa pasar kapital market syariah dengan sukuk negara dan sukuk lainnya di dalam Daftar Efek Syariah (DES), juga tak memperlihatkan perkembangan signifikan dan masih berada pada kisaran 14% sejak tahun lalu. 

Menurut Gunawan, faktor utama penyebab keterlambatan perkembangan keuangan syariah ini, ialah dari segi Non Performing Financing (Rasio Kredit Bermasalah/NPF) yang tinggi dan mesti diselesaikan terlebih dahulu.

"NPF yang tinggi jadi faktor utamanya dan ini harus diselesaikan dengan ditekan melalui berbagai macam upaya yang membuat pencapaian laba dan pengembangan portfolio pembiayaan," katanya.

Merujuk pada data statistik perbankan syariah (SPS) yang dirilis oleh OJK posisi NPF berada di level 3,83% untuk bank umum syariah (BUS). Level ini terbilang lebih tinggi dibandingkan non performing loan (NPL) bank konvensional, yang hanya berada pada 2,67%.

Untuk itu, Gunawan memproyeksikan bahwa keadaan stagnansi perekonomian syariah ini akan tetap terjadi di masa pemerintahan mendatang.

"Rasanya sampai pemerintahan hasil Pemilu 2019 terbentuk lengkap, ekonomi syariah akan tetap stagnan secara keseluruhan," ucapnya.

Untuk memperdalam informasi terkait perkembangan ekonomi syariah secara menyeluruh, para pembaca dapat mengikuti diskusi Alinea Live melalui website atau media sosial Alinea.id, siang ini, Selasa (30/4) pukul 14.00 hingga selesai. 

Dalam diskusi tersebut, Alinea.id menghadirkan Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah Taufiq Hidayat sebagai narasumber utama. Sepanjang diskusi, para pembaca diperkenankan mengajukan pertanyaan melalui live chat di masing-masing laman yang tersedia.

Alinea Live bersama Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah Taufiq Hidayat

img
Soraya Novika
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan