close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Anggota Komisi XI DPR, Masinton Pasaribu, mempertanyakan utang luar negeri sebesar Rp234 M pada BPKP. Google Maps/Alfian Massagony
icon caption
Anggota Komisi XI DPR, Masinton Pasaribu, mempertanyakan utang luar negeri sebesar Rp234 M pada BPKP. Google Maps/Alfian Massagony
Bisnis
Selasa, 27 Juni 2023 08:31

Masinton pertanyakan utang luar negeri Rp234 M pada BPKP: Ngawasi kok pakai ngutang?

"Bagaimana kita mau mengawasi secara efektif [jika] sumber pembiayaan itu dari kita ngutang?"
swipe

Anggota Komisi XI DPR, Masinton Pasaribu, menyangsikan efektivitas kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pangkalnya, dana operasionalnya berasal dari utang.

"Kita ngawasi, kok, pakai ngutang gitu, kan? Bagaimana kita mau mengawasi secara efektif [jika] sumber pembiayaan itu dari kita ngutang?" ucapnya.

Diketahui, pagu indikatif BPKP sebagai usulan awal rancangan anggaran pendapatan belanja dan negara (RAPBN) 2024 sekitar Rp2,161 triliun. Sebanyak Rp1,852 triliun di antaranya berasal dari rupiah murni, pinjaman luar negeri Rp234 miliar, pendapatan negara bukan pajak (BNPB) Rp65,024 miliar, dan hibah luar negeri Rp9,907 miliar.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun mempertanyakan asal utang tersebut. Pangkalnya, dikhawatirkan menambah jumlah utang luar negeri Indonesia.

"Ini pinjaman luar negeri ini berasal dari negara mana atau lembaga donor mana? Dan peruntukannya apa?" tanya Masinton, melansir situs web DPR.

Pada kesempatan sama, Sekretaris Utama BPKP, Ernadhi Sudarmanto, menuampaikan, pihaknya menerima bantuan dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$90 juta dan hibah luar negeri dari World Bank US$1.500 pada 2014. Adapun bantuan ABD itu termasuk pinjaman luar negeri Rp234 miliar pada pagu indikatif RAPBN 2024.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan