close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menkeu menyebutkan, ada keuntungan yang bisa diraih dari pelemahan nilai tukar rupiah./AntaraFoto
icon caption
Menkeu menyebutkan, ada keuntungan yang bisa diraih dari pelemahan nilai tukar rupiah./AntaraFoto
Bisnis
Kamis, 26 April 2018 16:37

Masyarakat diminta tenang, Kadin tetap minta stabilisasi rupiah

Pelemahan nilai tukar bisa berdampak positif dan mengambil manfaat dengan meningkatkan daya saing ekspor.
swipe

Pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pelemahan nilai tukar bisa berdampak positif dan mengambil manfaat dengan meningkatkan daya saing ekspor. Pelemahan rupiah terus terjadi sampai dengan, Kamis (26/4) yakni berada di Rp13.930.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan, ada keuntungan yang bisa diraih dari pelemahan nilai tukar rupiah. Khususnya dari sisi daya saing ekspor Indonesia. Yang diperlukan saat ini, adalah mempelajari komoditas ekspor yang bisa mendapatkan keuntungan dari penguatan dollar. 

"Artinya saya hanya mengatakan perubahan di lingkungan global dan regional harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Dengan fondasi fiskal kita yang kuat. Di mana defisit akan tetap terjaga pada tingkat yang cukup rendah. 

Kebijakan moneter yang fleksibel tentunya bisa menjaga kepercayaan masyarakat, dan bisa bermanfaat dari perubahan yang terjadi. Apalagi sebenarnya pelemahan rupiah terhadap dollar masih lebih baik. Bila dibandingkan dengan mata uang negara lain yang terdepresiasi cukup tinggi. 

"Tentu kita harus melihat ke depan, masyarakat perlu terus diberikan informasi sehingga mereka menjadi lebih tenang. Pergerakan ini berasal dari AS dan oleh karena itu, pengaruhnya pada seluruh mata uang di dunia," jelas Sri Mulyani. 

Berdasarkan hasil spring meeting yang dilakukan beberapa waktu lalu, Gubernur Bank Central dunia menyampaikan data di dalam perkenomian Amerika Serikat. Dimana menunjukkan perbaikan, dan semua itu semua berpengaruhi terhadap pelemahan mata uang dunia, bukan hanya di Indonesia.

Ini berarti harus ada antisipasi bahwa lingkungan global berubah, di dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan ke depan. Apalagi Amerika Serikat adalah negara terbesar, tentu ini akan mempengaruhi seluruh dunia.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai kalangan industri membutuhkan kestabilan nilai tukar rupiah di tengah tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut.

"Industri itu yang penting ada kestabilan. Kalau tiba-tiba dari Rp13.500 ke Rp14.000 ya pening kepala," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani seperti dilansir Antara.

Pengusaha tidak mempermasalahkan besaran pelemahan rupiah, asalkan ada kestabilan yang berlangsung dalam periode waktu tertentu. Pasalnya, pengusaha akan kesulitan melakukan perencanaan bisnis karena kondisi nilai tukar mata uang yang terus berubah.

Rosan pesimistis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang beberapa hari ini mencapai Rp13.800 sulit kembali ke posisi Rp13.500. "Tapi ya sudahlah stabil saja di Rp13.700-Rp13.750. Kalau sampai ke Rp14.000 dampaknya juga pasti ada," ucapnya.

Rosan mengaku pelemahan nilai rupiah di sisi lain juga berbuah manis bagi pengusaha tambang dan industri berorientasi ekspor. Sayangnya, masih banyak industri di Indonesia yang bergantung pada bahan baku impor seperti makanan dan minuman serta farmasi. Kondisi lemahnya nilai tukar rupiah dipastikan membuat industri tersebut tercekik.

Kalau di industri batu bara, mereka berharap bisa lebih dari Rp14 ribu karena mereka menjual dengan dollar, sedangkan biaya produksinya dengan rupiah. Tetapi banyak industri lain yang menggunakan material impor.
 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan