Laporan tahunan Grant Thornton International Business Report (IBR) menyebut 87% pelaku usaha optimis pendapatan atau revenue naik di tahun depan.
Persentase optimisme pelaku pasar di Indonesia menjadi sangat menggembirakan, karena menduduki peringkat pertama secara global. Sementara, di posisi kedua diduduki Vietnam sebesar 82% dan India dengan presentasi 80% menempati peringkat ketiga.
Selain itu, laporan terbaru IBR Thornton menunjukkan adanya peningkatan signifikan untuk ekspektasi pelaku bisnis terkait sektor ekspor, yakni 72%. Sementara, laba (profitability) bisnis mereka akan meningkat pada tahun 2022.
"Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-3 dan ke-2 secara global," tulis keterangan resmi laporan tahunan Grant IBR, Selasa (28/12).
Tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia. Pasalnya, pemerintah Indonesia harus menangani pandemi Covid-19, namun secara bersamaan juga harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 4,7% hingga 5,5% atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang tumbuh 3,4% hingga 4%.
CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, meski belum pulih sepenuhnya, namun optimisme peningkatan pertumbuhan ekonomi 2022 dapat dilihat dari daya beli masyarakat. Selain itu, geliat ekonomi semakin membaik sejak Kuartal III.
"Keseimbangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat amat diperlukan. Dalam waktu dekat kita perlu waspada akan adanya varian baru dan juga risiko lonjakan kasus saat libur Natal dan Tahun Baru yang dapat berpengaruh negatif pada situasi pemulihan ekonomi," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah mempertimbangkan kebijakan fiskal untuk meningkatkan daya beli masyarakat, seperti insentif ekonomi bagi dunia usaha.
"Selain tentunya tetap diperlukan sinergi yang tinggi antara pemerintah dan masyarakat dalam hal pengendalian pandemi yang berdampak pada pemulihan ekonomi," ucapnya.