PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatat kerugian sepanjang 2018. Mengutip laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Medco Energi membukukan rugi bersih US$51,30 juta atau sekitar Rp726 miliar. Padahal tahun sebelumnya perseroan mencatat laba bersih US$127,09 juta.
Kerugian perusahaan disebabkan oleh beban pokok penjualan dan biaya langsung lainnya. Biaya prouduksi dan lifting naik 5,72% menjadi US$203,3 juta pada 2018 dari tahun sebelumnnya US$192,2 juta.
Adapun beban pokok penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sepanjang 2018 naik 230,8% menjadi US$124,3 juta, pada 2017 hanya US$40,6 juta.
Biaya pembelian minyak mentah juga mengalami peningkatan menjadi US$125,4 juta pada 2018. Angka ini naik 55% dari tahun sebelumnya US$80,9 juta.
Selain itu, kerugian juga berasal dari hilangnya keuntungan pembelian diskon pada tahun lalu. Padahal pada 2017 perseroan mencatat keuntungan pembelian diskon senilai US$43,06 juta.
Selanjutnya, ada pembalikan penurunan nilai aset yang harus negatif US$2,16 juta pada 2018, pada 2017 justru positif hingga US$95,89 juta.
Akibat kerugian tersebut, ekuitas perusahaan susut menjadi US$1,38 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$1,40 miliar. Dari sisi liabilitas, MEDC tercatat naik menjadi US$3,86 miliar dari tahun sebelumnya US$3,75 miliar. Liabilitas jangka panjang masih mendominasi dengan nilai US$2,76 miliar.
Meski mencatat kerugian, perusahaan yang bergerak pada bidang energi ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari operasi yang dilanjutkan mencapai 34,6% year on year (yoy) menjadi US$1,2 miliar pada 2018 dari tahun sebelumnya sebesar US$905,1 juta.
Pendapatan operasi yang dilanjutkan mayoritas disumbang dari penjualan minyak dan gas bumi senilai US$980,6 juta pada 2018 dibandingkan tahun sebelumnya US$834,6 juta.
Kemudian disusul oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait senilai US$235,9 juta, naik 249,5% dari tahun sebelumnya hanya US$67,5 juta,