close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Proyek Meikarta diproyeksi bakal menyumbang marketing sales hingga Rp9 triliun atau 90% dari total konsolidasi grup properti Lippo. / Lippo Karawaci
icon caption
Proyek Meikarta diproyeksi bakal menyumbang marketing sales hingga Rp9 triliun atau 90% dari total konsolidasi grup properti Lippo. / Lippo Karawaci
Bisnis
Selasa, 05 Juni 2018 20:27

Meikarta menjadi sumber pendapatan utama grup properti Lippo

Konglomerat terkaya ke-9 di Indonesia Mochtar Riady mengandalkan Meikarta sebagai pendapatan utama bisnis grup properti miliknya.
swipe

Konglomerat terkaya ke-9 versi majalah Forbes di Indonesia Mochtar Riady mengandalkan Meikarta sebagai pendapatan utama bisnis grup properti miliknya.

Mochtar Riady adalah pemilik Lippo Group dengan kekayaan senilai US$3 miliar versi majalah Forbes. Kekayaannya setara dengan Rp42 triliun yang diperoleh dari bisnis properti, ritel, kesehatan, media, dan pendidikan.

Pada lini bisnis sektor properti, Grup Lippo memiliki induk usaha PT Lippo Karawaci Tbk. Emiten dengan kode saham LPKR itu membangun dan mengelola residensial, rumah sakit, mal, hotel, dan aset manajemen.

Direktur Utama LPKR Ketut Budi Wijaya mengatakan secara konsolidasi, perseroan membidik target pra-penjualan alias marketing sales senilai Rp10 triliun hingga akhir tahun ini. Proyek Meikarta diproyeksi bakal menyumbang marketing sales hingga Rp9 triliun atau 90% dari total konsolidasi grup properti Lippo.

"Penjualan Meikarta juga masih terus berlanjut karena banyak backlog (angka kekurangan hunian) yang belum dipenuhi. Target pasar untuk Meikarta ini segmen middle (menengah) dan menengah ke bawah (middle low) dan kami akan membangun komunitas di kota baru," katanya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (5/6).

Sepanjang tahun ini, sambungnya, perseroan bakal membidik target konservatif hingga 2019. Manajemen LPKR memutuskan untuk menunda ekspansi selama tahun politik pada 2018-2019. 

"Biasanya, ketika situasi politik memanas, kondisinya tidak bagus buat pasar properti," tuturnya.

Meski mengerem ekspansi, perseroan akan merilis produk-produk baru pada proyek eksisting. Dia beralasan, peluncuran produk berskala kecil lebih minim risiko pada saat situasi pasar seperti ini. 

Menurut dia, LPKR akan meluncurkan  produk residensial seperti rumah tapak sebanyak 40 unit di Lippo Karawaci dan beberapa produk di Lippo Cikarang yang dikelola oleh PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK).

Pada bisnis pusat perbelanjaan, LPKR bakal melepas salah satu mall di Jakarta melalui real estate investment trust (REITs) di Singapura. Ketut mengungkapkan saat ini pelepasan aset itu sedang dalam proses assessment oleh pihak pengelola aset.

"Sekarang sedang proses, tapi target konservatif kami kuartal IV-2018 baru selesai finalnya," ujarnya.

 

 

Bagi dividen

Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Lippo Karawaci tahun buku 2017 memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp61,5 miliar. Pembagian dividen setara dengan Rp2,7 per lembar saham dengan rasio 10% dari laba bersih.

"Kami lihat pasar (properti) kan sedang lemah jadi kita bagi dividen agar ada keceriaan kembali," tuturnya.

Sepanjang tahun 2017, laba bersih LPKR merosot 30% year-on-year (yoy) menjadi Rp614 miliar dan EBITDA Rp2,2 triliun. Pendapatan perseroan tercatat flat dari tahun sebelumnya senilai Rp11 triliun.

Penyelesaian penjualan Lippo Plaza Jogya ke LMIRT memberikan kontribusi masing-masing sebesar Rp543 miliar dan Rp67 miliar terhadap pendapatan dan laba bersih perseroan di tahun 2017. 

Pendapatan properti turun sebesar 18% menjadi Rp3,5 triliun, dan memberikan kontribusi 31% terhadap total pendapatan. Sedangkan, pendapatan recurring terutama didukung oleh divisi healthcare memainkan peranan penting dalam mengimbangi pelemahan bisnis properti. Pendapatan recurring bertumbuh sebesar 13% menjadi Rp7,6 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 69% terhadap total Pendapatan. 

Pendapatan dari divisi healthcare tumbuh sebesar 13% menjadi Rp5,8 Triliun, diikuti oleh pertumbuhan 5% dari pendapatan divisi komersial menjadi Rp770 miliar. Bisnis asset management tumbuh sebesar 15% menjadi Rp983 miliar.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan