Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, bahwa Indonesia telah menjadi negara eksportir barang berteknologi tinggi, utamanya untuk produk besi dan baja.
Dengan pengembang produk pada industri berteknologi tinggi tersebut telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi industri nasional. Hal itu tercermin dari nilai ekspor besi dan baja yang melonjak signifikan dibandingkan dengan tahun lalu.
Ekspor besi baja dalam periode Januari hingga Juni 2021 mencapai US$8,79 miliar atau tumbuh 92,74% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$4,56 miliar.
“Ini menujukkan Indoensia berevoluasi dari barang mentah dan stengah jadi menajdi barang industri dan industri teknologi tinggi,” katanya dalam video conference, Senin (26/7).
Dia mengungkapkan, peningkatan permintaan yang paling besar untuk pemenuhan ekspor baja adalah untuk produk stainless steel, di mana ekspor barang tersebut pada 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 92,74%.
Tak hanya itu, produk baja lainnya seperti stainless SSB dan hot rolled plate (HRP) juga mengalami pertumbuhan tinggi, kendati terkena kebijakan antidumping measure yang diberlakukan China.
Lutfi pun menuturkan, tak hanya besi dan baja yang mengalami peningkatan ekspor, produk bahan bakar minyak (BBM) juga tumbuh tinggi di mana nilainya mencapai US$2,44 miliar atau naik 35% dari periode 2020.
Ekspor BBM ini pun lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor kelapa sawit yang biasanya mendominasi ekspor nasional.
“Sedangkan lemak minyak nabati Juni ekspornya US$1,89 miliar. Periode Januari hingga Juni 2021 total nilainya mencapai US$14,08 miliar atau terjadi pertumbuhan 57,55%,” ucapnya.