Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) dari 24 hingga 28 Oktober 2018, diperkirakan menghasilkan penandatanganan sekitar 68 kontrak dagang antara Indonesia dengan lebih dari 25 negara. Hal itu diharapkan meningkatkan ekspor Indonesia di kancah internasional.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menerangkan, kontrak dagang tersebut berasal dari beberapa negara seperti Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, Belgia, Prancis, Tiongkok, Belanda, Spanyol, Meksiko, Thailand, Chile, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Filipina, Brasil, Inggris, Jerman, Mesir, Nigeria, Italia, Hong Kong, Taipei, Irak, Uni Emirat Arab, dan Jepang.
"Untuk pertama kali kita akan menyaksikan kontrak investasi dengan nilai kerja sama sebesar US$4,68 miliar. Nilai ini tentunya akan terus bertambah pada saat penyelenggaraan, bahkan setelah TEI," tutur Mendag Enggar di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Rabu (24/10).
Nilai itu masihi ditambah dengan transaksi perdagangan senilai US$513,97 juta, dengan begitu total nilai kontrak dagang yang akan ditandatangani mencapai US$5,16 miliar.
Produk-produk dalam kontrak dagang tersebut antara lain adalah produk tekstil, makanan olahan, produk kecantikan, produk otomotif dan industri, plastik, serta furnitur.
Produk dalam kontrak dagang tersebut, tentunya memenuhi perintah Presiden Jokowi untuk tidak hanya tergantung dengan komoditas tertentu, dan memborong produk yang memiliki nilai tambah.
Selain itu, Mendag Enggar menambahkan, TEI tahun ini berfokus untuk mendatangkan buyer mancanegara dan sampai dengan Selasa (23/10), telah terdaftaf sebanyak 8.313 buyers dari 124 negara dan 7.127 permintaan terhadap produk Indonesia.
"Permintaan terbesar sejauh ini adalah untuk produk makanan dan minuman, produk fashion dan gaya hidup, manufaktur dan jasa, perabotan, dan furnitur taman," urai Mendag