Belakangan ini banyak gerakan-gerakan yang menyuarakan isu peduli lingkungan, terlebih di kalangan anak muda. Mulai dari gerakan membawa botol minum sendiri, gerakan memilah sampah, hingga banyaknya restoran yang sudah tidak lagi menyediakan sedotan plastik, dan masih banyak gerakan peduli lingkungan lainnya.
Hal ini merupakan momentum yang tepat untuk mengajak khalayak untuk lebih peduli terhadap lingkungan khususnya di negeri kita sendiri, demi mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2025.
Sejalan dengan maraknya gerakan peduli lingkungan, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) jenis Sukuk Tabungan seri ST006 yang mengusung tema lingkungan (green sukuk) dan ditawarkan kepada investor individu (ritel). Penerbitan green sukuk ritel ini sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menurunkan gas emisi karbon 2030 sebesar 29%. Sebenarnya apa sih Green Sukuk Ritel? Yuk, simak beberapa poin penting berikut ini.
Green Sukuk Ritel online pertama di dunia
Green Sukuk Ritel akan menjadi instrumen investasi hijau pertama yang ditawarkan kepada investor individu di pasar domestik. Dinamakan “green” karena hasil penerbitan instrumen investasi dalam bentuk surat berharga syariah negara tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek lingkungan dalam upaya penurunan emisi karbon di Tanah Air guna perbaikan ketahanan iklim.
Tidak hanya berdampak pada penurunan emisi karbon, tetapi Green Sukuk Ritel tersebut juga dinilai dapat menjadi salah satu upaya dalam mencapai lima tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia, yaitu akses terhadap energi yang terjangkau dan berkelanjutan; pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak; industri, inovasi, dan infrastruktur; masyarakat dan kota yang berkelanjutan; dan aksi dalam mengatasi perubahan iklim.
Mengatasi kejenuhan investor
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 2019 sebanyak sembilan kali menimbulkan kejenuhan bagi investor. Sehingga diperlukan suatu inovasi yang bisa meningkatkan minat investasi dari investor dengan menawarkan Green Sukuk Ritel yang memiliki nilai tambah karena seluruh dana hasil penerbitannya akan dialokasikan untuk mendanai proyek ramah lingkungan senilai maksimum Rp4,35 triliun.
Instrumen pembiayaan andalan
Saat ini baik pemerintah maupun swasta secara aktif menyuarakan isu peduli lingkungan. Mulai dari instruksi Menteri Keuangan untuk mengurangi penggunaan plastik saat rapat, Gerakan Diet Kantong Plastik (GIDKP) dan program ‘Beli yang Baik’” oleh WWF Indonesia, juga gerakan ‘Recycle more, Waste less’ oleh Bank DBS Indonesia untuk mendukung program pemerintah, yaitu Indonesia Bersih Sampah 2025.
Green Sukuk yang diterbitkan sebelumnya baru berhasil menjangkau 29% green investor. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi investor reguler (non-green) untuk menempatkan dananya pada penerbitan green sukuk kali ini.
Investasi syariah
Green Sukuk adalah kombinasi Islamic finance dan green format. Kombinasi ini sekaligus memperkenalkan lebih dalam lagi kepada publik akan pembiayaan syariah sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Green Sukuk sendiri memiliki dua manfaat utama, yaitu menarik investor yang berminat pada investasi syariah dan menggaet investor yang tertarik terhadap pembiayaan proyek ramah lingkungan.
“Sebagai institusi perbankan, digibank by DBS ingin terus mendorong lebih banyak penerbitan instrumen pembiayaan baru yang kreatif dan inovatif yang dapat memberikan nilai tambah baik bagi negara maupun investor seperti Green Sukuk Ritel yang menjadi instrumen pembiayaan andalan proyek ramah lingkungan,” ujar Managing Director Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto dalam keterangan tertulisnya.