close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan ekspor kendaraan hasil produksi industri otomotif di Karawang, Jawa Barat, mulai dapat dilakukan melalui Pelabuhan Patimban. Foto
icon caption
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan ekspor kendaraan hasil produksi industri otomotif di Karawang, Jawa Barat, mulai dapat dilakukan melalui Pelabuhan Patimban. Foto
Bisnis
Kamis, 07 Januari 2021 16:19

Menhub: Ekspor mobil dari Karawang melalui Pelabuhan Patimban

Pelabuhan Patimban memiliki kapasitas penampungan mobil jadi atau Completely Built Up (CBU) sebesar 600.000 CBU.
swipe

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan ekspor kendaraan hasil produksi industri otomotif di Karawang, Jawa Barat, mulai dapat dilakukan melalui Pelabuhan Patimban, di samping Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain persoalan jarak yang lebih dekat, Pelabuhan Patimban juga memiliki kapasitas penampungan mobil jadi atau Completely Built Up (CBU) sebesar 600.000 CBU, sehingga lebih luas dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok.

"Pengiriman mobil CBU terutama dari kawasan industri di sektor Karawang lebih efisien dilakukan melalui Patimban, baik untuk tujuan ekspor maupun antar pulau," katanya dalam video conference, Kamis (7/1).

Tak hanya itu, terminal peti kemas dan terminal otomotif yang hampir rampung juga akan semakin meningkatkan efisiensi proses bongkar muat barang di Pelabuhan Patimban, dan juga akan menghemat biaya dan waktu pengiriman.

"Dengan selesainya konstruksi terminal otomotif tersebut, yang segera disusul terminal peti kemas tahap pertama, maka Desember mendatang kita dapat memulai dan berbagi dengan Tanjung Priok dengan prinsip efisiensi biaya dan waktu," ujarnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2019 ekspor mobil Indonesia mencapai 332.000 CBU, dengan kapasitas produksi mencapai 1,2 juta CBU.

Dengan tingkat produksi sebanyak itu, diharapkan Pelabuhan Patimban dapat mendukung proses pengiriman yang lebih efisiensi dan menciptakan sistem logistik yang lebih hemat di dalam negeri.

"Dengan pengurangan biaya tracking dan dwelling time, maka kontribusi dalam meningkatkan efisiensi logistik nasional akan signifikan," ucapnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan