close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi properti. Foto Freepik.
icon caption
Ilustrasi properti. Foto Freepik.
Bisnis - Industri
Selasa, 05 November 2024 17:49

Menilik kinerja investasi real estat komersial

Investasi real estat komersial di Asia Pasifik meningkat 28% secara tahunan pada kuartal III-2024, mencapai US$38,8 miliar.
swipe

Investasi real estat komersial di Asia Pasifik meningkat 28% secara tahunan atau year to year (yoy) pada kuartal III-2024, mencapai US$38,8 miliar. Ini merupakan volume investasi kuartalan tertinggi di Asia Pasifik sejak siklus kenaikan suku bunga tahun 2022 dan pertumbuhan kuartalan keempat kalinya secara berturut-turut di wilayah tersebut. 

Data dan analisis perusahaan konsultan properti global JLL menunjukkan, total volume investasi tahun berjalan atau year to date (ytd) 2024 mencapai US$96,3 miliar, meningkat 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seluruh sektor properti utama, kecuali sektor hunian, mencatat pertumbuhan volume investasi, ditandai dengan investasi antar negara yang mencapai US$14,5 miliar tahun berjalan, naik 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan investasi lintas negara ini didorong oleh minat tinggi investor asing pada aset perkantoran dan logistik.

Jepang tetap menjadi pasar paling aktif di Asia Pasifik, dengan volume perdagangan senilai US$8,4 miliar pada kuartal ketiga, didorong oleh akuisisi portfolio hotel besar-besaran dan rekor jumlah wisatawan. Singapura juga menunjukkan kinerja dengan nilai transaksi sebesar US$4,4 miliar pada kuartal ketiga, meningkat 118% dibandingkan kuartal ketiga 2023, berkat tingginya permintaan dari investor institusi terhadap aset industri dan ritel.

“Banyak faktor yang berperan mendorong volume transaksi di Asia Pasifik di kuartal ketiga, dan kami yakin tren ini akan terus meningkat dengan perkiraan penurunan biaya pinjaman di pasar utama regional,” kata Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets, JLL, Selasa (5/11).

Ditambah dengan penurunan valuasi properti, dia memperkirakan, tahun 2025 akan menjadi momen yang kuat untuk memasuki pasar. Investor yang bergerak lebih awal diramal akan menghadapi persaingan yang lebih sedikit dibanding investor lain.

Di seluruh Asia Pasifik, sektor perkantoran dan logistik menyumbang lebih dari setengah nilai investasi. Di sektor perkantoran, Seoul dan Tokyo menjadi pemain utama dengan fundamental perkantoran yang kuat. Pertumbuhan penyewaan pun terus melampaui tingkat inflasi di Seoul lantaran permintaan yang tinggi, sampai-sampai tidak ada stok ruang perkantoran grade-A yang tersisa untuk tahun 2025.

Di Tokyo, tingkat kekosongan ruang perkantoran grade-A mendekati di angka minus 3%, sedangkan penyewaan ruang kantor tercatat naik tiga perempat dari pertumbuhan berturut-turut di kuartal ketiga. Sektor logistik didukung oleh transaksi portofolio yang besar, investor lokal dan asing optimistis terhadap sektor logistik di Jepang berkat prospek penyewaan yang bagus. Volume transaksi logistik di Australia juga melonjak, terutama di pasar-pasar strategis  seperti Sydney dan Melbourne.

Investasi besar dalam infrastruktur juga mulai muncul, bersamaan dengan alternatif real estat komersial seperti pusat data, memanfaatkan momentum global untuk infrastruktur digital, energi terbarukan, dan keamanan energi (energy security). Penggalangan dana untuk infrastruktur yang berfokus di Asia Pasifik menunjukkan kenaikan pada semester pertama 2024, mencapai US$13,2 miliar, didorong oleh kesepakatan pendanaan seperti KKR Asia Pacific Infrastructure Investors II mencapai US$6,4 miliar. Seiring lonjakan pasokan energi terbarukan di Asia Pasifik, yang mencakup 70% dari kapasitas listrik terbarukan secara global pada 2023, diprediksi ada lebih banyak pendanaan yang akan tersalurkan ke sektor infrastruktur.

Head of Investor Intelligence, Asia Pacific, JLL Pamela Ambler mengatakan seiring meredanya inflasi di kawasan ini dan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed pada bulan September, bank sentral di Asia Pasifik mulai memasuki siklus penurunan suku bunga. Imbal hasil properti juga akan mengikuti tren serupa.

"Namun suku bunga jangka panjang diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan dekade terakhir. Investor perlu memperhatikan bagaimana pasar meresponsnya,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan dalam hal transparansi, Asia Pasifik telah mengalami peningkatan yang signifikan, mencatat rata-rata peningkatan tertinggi sejak tahun 2022. "Transparansi akan menarik lebih banyak investasi di kawasan ini," katanya.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan