close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani, angkat bicara menanggapi tiga negara yang walk out dari pertemuan antarmenteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 di Washington, Rabu (20/4/2022) waktu setempat. Foto YouTube Kemenkeu
icon caption
Menteri Keuangan Sri Mulyani, angkat bicara menanggapi tiga negara yang walk out dari pertemuan antarmenteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 di Washington, Rabu (20/4/2022) waktu setempat. Foto YouTube Kemenkeu
Bisnis
Jumat, 20 Mei 2022 21:24

Menkeu: Inflasi RI lebih rendah dibanding beberapa negara G20

Tekanan inflasi di Indonesia tidak setinggi di negara-negara tersebut, karena kenaikan harga energi global diredam oleh anggaran negara.
swipe

Naiknya harga komoditas global berdampak pada naiknya harga domestik, terutama untuk energi dan pangan. Dalam menghadapi tekanan eksternal yang meningkat, Kementerian Keuangan akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan, menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Hal ini terlihat dari tekanan inflasi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, meskipun faktor musiman yaitu Ramadan dan Hari Raya Idulfitri turut berkontribusi terhadap kenaikan harga.

"Inflasi April 2022 lebih tinggi 3,5% dibandingkan Maret 2022," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangannya yang dipantau secara online, Jumat (5/10).

Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) yang dilakukan pada pekan ketiga Mei 2022, pergerakan harga pada pekan ketiga Mei 2022 masih terkendali dan laju inflasi diperkirakan mencapai 0,38% (mtm). Prakiraan inflasi untuk Mei 2022 adalah 2,54% untuk tahun kalender (year-to-date) dan 3,53% year-on-year.

“Tekanan inflasi di Indonesia tidak setinggi di negara-negara tersebut, karena kenaikan harga energi global diredam oleh anggaran negara (shock absorber), sehingga menyebabkan peningkatan tajam dalam belanja subsidi energi dan permintaan kompensasi,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut Sri Mulyani, bila dibandingkan negara-negara G20 seperti AS yang tingkat inflasinya mencapai 8,3%, Inggris 9,0%, Turki 70%, Argentina 58%, Brazil 12,1%, dan India 7,8%, tekanan inflasi di Indonesia masih jauh lebih rendah.

Dengan pemulihan dan kemakmuran ekonomi yang masih dini dan rapuh, lanjut Sri Mulyani, ketersediaan dan keterjangkauan harga energi dan pangan sangat penting untuk menjamin daya beli masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi negara.

Terkait potensi transmisi ke sektor keuangan, pemerintah (dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Keuangan), bersama dengan anggota KSSK lainnya (BI, OJK dan LPS), berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi guna menjaga stabilitas keuangan. sistem keuangan.

Dan sejauh ini, situasi industri keuangan nasional relatif stabil. Fungsi intermediasi bank mulai membaik, dan tingkat pertumbuhan pinjaman meningkat.

img
Bessam
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan