close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5,4% sampai 5,8%./Antara Foto
icon caption
Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5,4% sampai 5,8%./Antara Foto
Bisnis
Kamis, 31 Mei 2018 13:47

Menkeu Sri Mulyani target pertumbuhan ekonomi 5,4%-5,8%

Asumsi pertumbuhan ekonomi berdasarkan kondisi global yang diyakini bergerak ke arah keseimbangan baru.
swipe

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 akan mencapai 5,4% - 5,8%. Kondisi ekonomi global yang makin membaik turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Sri Mulyani yakin perekonomian dunia saat ini bergerak ke arah keseimbangan baru atau a new normal. Tren perkembangan ekonomi, kata Mantan Direktur Bank Dunia itu, dipengaruhi oleh dampak arah kebijakan di Amerika Serikat (AS). 

Meskipun demikian, tetap ada sumber risiko ketidakpastian global. Salah satunya adalah potensi perang dagang AS dan China.

Hanya saja, pemerintah cukup percaya diri kalau perekonomian Indonesia di tahun 2019 memiliki potensi yang baik untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Potensi tersebut didasarkan pada beberapa perkembangan yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai ditopang secara seimbang oleh keempat pertumbuhan. Yaitu, konsumsi, investasi, ekspor dan belanja pemerintah," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna, pada Kamis (31/5).

Arah kebijakan pemerintah saat ini, kata perempuan yang kerap disapa Ani ini, akan lebih difokuskan pada strategi menjaga stabilitas dan penguatan fundamental ekonomi domestik. Sementara dalam jangka pendek fokus berkoordinasi menyoal kebijakan pemerintah dengan Bank Indonesia, OJK dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Koordinasi juga dilakukan untuk memprioritaskan menjaga dan memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan. Dia mengklaim pemerintah berupaya menjaga nilai tukar rupiah, inflasi yang rendah, defisit fiskal yang sehat dan defisit transaksi berjalan yang aman. 

"Pemerintah akan memperkuat posisi ketahanan fiskal melalui langkah-langkah untuk mengarahkan kebijakan fiskal guna menjaga APBN secara kredibel," jelas Ani.

Ia juga menyebut pentingnya mengantisipasi potensi risko yang ditimbulkan dari fluktuasi harga komoditas global terhadap pergerakan harga minyak mentah Indonesia. Sebab, harga minyak akan memengaruhi daya beli masyarakat, kesehatan, keuangan dan daya saing sektor swasta. Serta, memengaruhi BUMN yang melaksanakan penugasan subsidi pemerintah. 

Makanya, Ani merasa perlu membahasnya bersama dengan DPR. Harapannya dapat memperoleh konsesus bersama dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia. 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan