Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Badan Layanan Umum (BLU) dengan fleksibilitasnya yang tidak dimiliki satuan kerja biasa, mampu memberikan dampak peningkatan kinerja layanan dan keuangan.
“Dalam hal ini kita melihat kontribusi BLU dari sisi penerimaan bukan didasarkan pada mencari keuntungan tapi mengelola untuk menambah atau meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” ujar Sri Mulyani dalam opening ceremony BLU Expo 2021, Selasa (16/11).
Sri Mulyani menjelaskan, BLU berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 mengenai Perbendaharaan Negara telah memberikan koridor baru bagi instansi pemerintah, yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.
“BLU adalah bagian dari pemerintah, makanya dia menjadi kekayaan negara yang tidak dipisahkan. Bedanya dengan BUMN, kekayaan negara dalam neraca kita dipisahkan. BLU ada di dalam neraca kita,” jelas Menkeu.
Sri Mulyani menegaskan meskipun neracanya masih belum dipisahkan, namun BLU masih bagian dari keuangan negara tetapi memiliki fleksibilitas seperti penerapan corporate governance seperti BUMN.
“Maka di dalam BLU ini penekanannya adalah pelayanan pada masyarakat, dia menjadi agent of development,” ucapnya.
Adapun karakteristik BLU, yakni instansi pemerintah (kekayaan negara tidak dipisahkan), mengelola penyelenggaraan layanan umum dengan praktik bisnis yang sehat, tidak mengutamakan mencari keuntungan, dan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.
Sri Mulyani menjelaskan pendapatan BLU secara total mencapai Rp96 triliun atau 164% dari target.
“Jadi BLU selama ini selalu di atas target, dan kalau kita lihat dari Januari sudah lebih di atas target. Ini tentu juga terutama didominasi oleh pengelolaan dana,” ucapnya.
Kemudian, nilai belanja BLU meningkat menjadi Rp82 triliun atau 64% dari pagu DIPA BLU.
“Jadi BLU bisa mengumpulkan pendapatan dari masyarakat, tetapi dia juga mendapatkan APBN. Jadi kualitas menggunakan anggaran juga menjadi suatu yang sangat penting,” jelasnya.
Kebijakan BLU ke depan akan berfokus kepada penguatan kualitas layanan yang affordable, available, dan sustainable, melalui peningkatan kualitas faskes dan sistem layanan kesehatan terintegrasi, serta investasi layanan kesehatan, peningkatan kualitas institusi serta peningkatan kualitas SDM pendidik dan mahasiswa, peningkatan aksesibilitas dalam menyalurkan pembiayaan bagi UMK, sinergi pembiayaan dan integrated supply chain, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan EBT
Kemudian peningkatan inovasi layanan BLU melalui digitalisasi dan sinergi layanan serta optimalisasi aset serta penguatan tata kelola untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan BLU.
“Saya berharap ke depan BLU akan semakin dikelola secara baik, profesional, transparan, dan bahkan bisa menciptakan SDM yang mempunyai skill, management, leadership yang baik,” tutupnya.