Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang tumbuh signifikan pada perekonomian. Pertumbuhan ini ditandai dengan terus berkembangnya aktivitas perdagangan secara digital. Tercatat di 2020, layanan ekspor global yang dilakukan secara digital telah mencapai 64% dan terbukti mampu bertahan di masa pandemi.
Transformasi digital juga berhasil mendorong ekonomi digital menjadi kekuatan baru perekonomian di Asia Tenggara. Di 2022, nilai ekonomi digital Asia Tenggara sebesar US$174 miliar, dan jumlah tersebut bahkan diperkirakan meningkat mencapai US$1 triliun di 2030.
“Startup menjadi bagian ekosistem digital yang penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Indonesia merupakan negara peringkat ke lima dengan jumlah startup terbesar yaitu 2.477 unit, sembilan unicorn dan dua decacorn yaitu GoTo dan J&T Express. Startup berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Rabu (1/2).
Selain itu, pemerintah telah memberikan perhatian khusus kepada penciptaan wirausaha produktif. Salah satunya melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, sehingga diharapkan mampu merealisasikan target penciptaan 500 startup pada 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga turut berpesan pada generasi muda sebagai digital native untuk dapat membekali diri dengan literasi digital dan menguasai keterampilan digital sehingga dapat menjadi talenta digital yang mampu berpartisipasi dalam proses transformasi digital di tanah air.
“Menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis,” ucap Menko Airlangga.