Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta agar start up yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar atau biasa dikenal start up unicorn, dapat menawarkan sahamnya ke publik atau penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
"Saya berharap unicorn-unicorn masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya masalah waktu dan masalah size daripada offering nya," ujar Rudiantara di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/7).
Jumlah start up yang telah melantai di bursa melalui skema IPO belum terlalu banyak. Bahkan, rata-rata perusahaan start up yang telah melantai di bursa bukanlah unicorn.
Kendati begitu, Rudiantara menyambut baik usaha start up PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX) yang merupakan anak usaha PT M Cash Integrasi yang baru saja melantai di BEI.
"NFCX merupakan perusahaan digital yang kedua yang melantai di BEI. Walaupun mereka belum unicorn, tapi ada keberanian masuk ke bursa di Indonesia. Saya berharap, langkah NFCX bisa diikuti oleh start up lainnya," ungkapnya.
Saat ini, diprediksi ada empat start up di Indonesia yang menyandang gelar unicorn, antara lain Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Nyoman Yetna, menuturkan meski semakin banyaknya perusahaan yang masuk ke pasar modal Indonesia, namun pihaknya akan terus memonitor perusahaan tersebut agar melaksanakan prinsip menjadi perusahaan terbuka.
"Kami akan memonitor setiap hari perusahaan tercatat. Pesan kami, emiten harus terus berkomunikasi dengan publik dan harus menciptakan value creation," ujarnya.