close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menkominfo Rudiantara memberikan pengarahan dalam seminar Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan Keuangan Islam, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/2/2019). Antara Foto
icon caption
Menkominfo Rudiantara memberikan pengarahan dalam seminar Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan Keuangan Islam, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/2/2019). Antara Foto
Bisnis
Selasa, 19 Februari 2019 01:15

Menkominfo ungkap sektor potensial yang bakal jadi unicorn

Tahun ini ada satu perusahaan start up berpotensi jadi unicorn.
swipe

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan pemerintah menargetkan pada 2019 akan menambah perusahaan start up yang memiliki valuasi nilai hingga US$ 1 miliar atau unicorn baru yang berasal dari Indonesia.

“Targetnya tahun ini ada penambahan satu unicorn. Tapi soal jadi tidaknya tergantung bisnis transaksi dari perusahaan start up itu sendiri. Pemerintah tidak bisa memaksa (perusahaan tersebut) untuk menjadi unicorn,” kata Rudi di Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (18/2).

Rudiantara menjelaskan, ada beberapa sektor yang potensial menjadi unicorn selanjutnya di Indonesia. Pertama, sektor edutech atau pendidikan. Jika dilihat dari belanja APBN, pemerintah telah menggelontorkan dana untuk pendidikan sekitar 20% atau hampir Rp 500 triliun pada tahun 2019. Hal tersebut bisa menjadi peluang besar bagi start up. 

Kemudian, sektor kesehatan atau healthtech. Berada di bawah anggaran pendidikan, pemerintah menggelontorkan dana untuk belanja kesehatan yang berasal dari APBN senilai Rp121,9 triliun. Dana tersebut terbagi Rp88,2 triliun melalui belanja pusat dan Rp33,7 triliun melalui transfer ke daerah.

"Itulah perusahaan start up yang bakal memiliki potensi untuk menjadi unicorn baru.  

Rudiantara mengungkapkan, membentuk perusahaan start up menjadi unicorn tidaklah mudah. Selain harus meningkatkan jumlah transaksi, kata Rudi, perusahaan start up juga tergantung kepada pasar. Karena itu, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini terus mendorong perkembangan bisnis berbasis digital tersebut.

"Salah satu pengembangan yang dilakukan yaitu dengan digital ekosistemnya, kemudahan dalam sisi regulasi, pendanaan dan infrastruktur,” ujar Rudiantara.

Adapun saat ini, kata Rudiantara, Indonesia telah memiliki 4 unicorn. Ini merupakan yang terbanyak bila dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN. Keempat unicorn tersebut yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.

Seperti diketahui, unicorn bisa terus berkembang menjadi decacorn atau hectocorn. Decacorn merupakan perusahaan start up dengan valuasi mencapai US$10 miliar. Sementara hectocorn memiliki valuasi US$100 miliar.

Adapun untuk mengembangkan lebih banyak unicorn, Rudiantara mengungkapkan, pemerintah memiliki program 1000 start up dan program akselerasi unicorn Indonesia selanjutnya.

Namun, untuk membangun industri digital yang lebih maju, maka paling penting yang harus dilakukan yaitu membangun infrastruktur. Misalnya, seperti pembangunan Palapa Ring yang prosesnya kini sudah hampir selesai. 

"Barat sejak tahun lalu sudah selesai, kini sudah beroperasi sampai Anambas, Natuna. Begitujuga dengan wilayah Tengan yang sudah mulai beroperasi dan Timur Indonesia konstruksinya sudah mencapai 90%,” kata Rudiantara. 

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan