Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meresmikan pabrik baru karet sintetis pertama di Indonesia milik PT Synthetic Rubber Indonesia di Cilegon, Kamis (29/11).
"PT Synthetic Rubber Indonesia telah membangun pabrik karet sintetis pertama di Indonesia untuk memenuhi permintaan domestik maupun global," ujar Airlangga di Cilegon, Kamis (29/11).
Sektor industri dituntut menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional karena berperan penting dalam menciptakan nilai tambah, perolehan devisa dan penyerapan kerja yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pabrik ini merupakan pabrik joint-venture antara Michelin dan Chandra Asri Petrochemical yang memiliki total investasi sebesar US$ 435 juta. Komposisi kepemilikan saham masing-masing sebesar 55% dan 45%.
"Untuk meningkatkan ekspor perlu ada investasi dan hari ini dibuktikan dengan investasi US$ 435 juta, Michelin akan ekspor sebesar US$ 250 juta. Industri ini kami lihat sudah di level industri 4.0 dimana seluruh proses sudah otomatis," ujar Airlangga.
Terletak di provinsi Banten, ini merupakan pabrik pertama di Indonesia yang dapat memproduksi bahan baku ban ramah lingkungan, menggunakan teknologi eksklusif milik Michelin.
“Ini merupakan suatu capaian baru bagi kami. Terselesaikannya pembangunan pabrik, sekarang kami dapat memenuhi permintaan bahan baku ban ramah lingkungan dan mengurangi jumlah impor bahan baku,” kata Presiden Direktur SRI Brad Karas.
SRI sendiri rencananya memproduksi Polybutadiene Rubber dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber, keduanya merupakan material yang digunakan untuk memproduksi ban ramah lingkungan.
Bahan baku SRI akan berasal dari Butadiene yang di produksi oleh anak perusahaan Chandra Asri, Petrokimia Butadiene Indonesia.
Total produksi tahunan pabrik SRI diharapkan dapat mencapai 120.000 ton. Produksi dimulai pada akhir Agustus lalu dengan batch pertama dikirimkan ke Michelin untuk proses produksi lebih lanjut.
"Kami tertarik berinvestasi di Indonesia karena tiga hal, yaitu pertama Indonesia mempunyai keterampilan dan kualitas yang baik. Kedua, Indonesia mempunyai demokrasi yang stabil dan ketiga Indonesia mempunyai bisnis yang ramah bagi investor," jelas Michelin Group General Managing Partner Florent Menegaux.