Menristek bayangkan pemulung gunakan aplikasi di ekonomi sirkular
Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan inovasi teknologi yang sangat canggih. Konsep ini dapat menjadi solusi sampah untuk memenuhi kebutuhan energi berbahan dasar limbah yang akan menjadikan Indonesia bersih dan sebagai bisnis menjanjikan di masa depan.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Ristek dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyebutkan, pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Tentunya Indonesia berada di posisi tidak mudah untuk mengurangi pertumbuhan ekonomi ketika kita berupaya memitigasi perubahan iklim. Intinya kita harus mencari semacam win-win solution untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan komitmen global dalam membuat Indonesia mampu memitigasi perubahan iklim,” katanya dalam webinar yang disiarkan melalui kanal Youtube Kemenristek/BRIN, Jumat (12/3).
Ekonomi sirkular diyakini bila berjalan dengan baik dan lancar, serta menjadi solusi memenuhi kebutuhan energi berbahan dasar limbah. Sebab bila limbah didiamkan begitu saja, akan menimbulkan permasalahan.
Bambang menyebut, pengelolaan limbah tidak boleh hanya menggunakan teknologi yang paling sederhana, yaitu hanya dengan mengumpulkan semua sampah di TPA, melainkan harus menggunakan teknologi yang lebih canggih. Dengan begitu hasilnya akan lebih bagus dan bermanfaat.
Peran riset dan inovasi dalam mendorong ekonomi sirkular dapat mengurangi jejak ekologis lingkungan, meminimalisir limbah, menghasilkan pendapatan, dan mengurangi ketergantungan sumber daya alam.
“Inilah salah satu hal yang menarik, karena di satu sisi kita peduli akan lingkungan dan di sisi lain ingin mendorong ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan limbah. Jadi kita mencoba menciptakan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.” ujar Bambang.
Perihal menciptakan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi, Bambang menjelaskan keseimbangan ekonomi didapatkan dari pengelolaan limbah menjadi pupuk cair. Keseimbangan lingkungan terjadi karena sampahnya yang bisa diolah dengan menggunakan siklus binatang agar menjaga keseimbangan ekologi, dan keseimbangan sosial dengan melibatkan masyarakat.
“Saya sangat ingin mendorong pupuk hayati ini sebagai alternatif dari pengolahan limbah. Jadi selain waste to energy , waste to fertilizer, dan tentunya juga recycle yang sudah biasa digunakan. Intinya melalui ekonomi sirkular dalam pengelolaan limbah dapat menjadikan wadah bagi masyarakat atau lembaga-lembaga untuk melahirkan inovasi pengolahan limbah, yang nantinya akan membantu pemerintah setempat mengatasi limbah dan yang paling penting bisa menghasilkan produk yang dapat membantu perekonomian negara dan juga masyarakat.” jelas Bambang.
Itulah sebabnya perlu mendorong inovasi dalam menciptakan teknologi terbaru pengelolaan sampah yang akan semakin efisien. Di era digital ini, menggunakan aplikasi akan semakin menarik. Misalnya pemulung yang tadinya dianggap sebagai pekerjaan yang tidak memberikan harapan, akan bisa menjadi bisnis tersendiri, karena perusahaan-perusahaan yang mengolah waste to energy terutama waste to fertilizer, sangat bergantung kepada suplai dari sampahnya.
"Suplai dari sampah tentunya akan sangat mahal kalau harus dilakukan oleh perusahaan itu sediri. Nah, solusinya adalah dengan bantuan aplikasi, maka sampah itu bisa dikoleksi dan di mana pemulung bisa langsung menjual. Jadi istilahnya ada of taker dari para pemulung tersebut dan kemudian nantinya diambil dipilah sampah yang layak pakai, dan itulah nantinya menjadi input dari proses produksi,” terangnya.
Dalam mewujudkan itu semua, Bambang berharap ekonomi sirkular ini dapat memitigasi perubahan iklim yang menjadikan Indonesia bersih dan menciptakan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi. Pada akhirnya pengolahan sampat dapat menjadi bisnis menjanjikan di masa depan.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar menambahkan, proses pemulihan ekonomi sudah mengarah pada ekonomi hijau. Hal ini juga sudah menjadi salah satu rencana pemerintah Indonesia dan juga sedang proses perumusan di dalam dokumen perencanaan. Sehingga dalam waktu dekat, ekonomi hijau maupun pemulihan hijau akan menjadi salah satu prioritas dari upaya bersama untuk menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Itu semua bisa terwujud dengan dihadirkannya inovasi sebagai pendorong ekonomi sirkular. Inovasi akan mendorong terciptanya teknologi baru yang efisien dan memiliki peranan penting dalam membuat proses produksi yang rendah karbon bahkan yang lebih penting bahwa proses produksi yang didukung teknologi dan inovasi dapat menuju kepada konsep ekonomi sirkular yang nantinya akan memberikan konstribusi luar biasa terhadap sirkular ekonomi.
“Untuk menuju ekonomi sirkular tentunya membutuhkan inovasi dan teknologi, karena untuk mencapai ekonomi sirkular ini tidak bisa menggunakan upaya-upaya yang sifatnya business as usual.” tutupnya
Jakarta, 21 Maret 2021
Silvia Nita