Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendesak dilakukannya percepatan transisi alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero). Arifin berharap proses ini bisa segera diselesaikan tahun depan.
“Dengan begitu, akan mempercepat pelaksanaan proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok yang terletak di Provinsi Riau tersebut,” kata Arifin di Jakarta, Senin (23/12).
Arifin mengatakan percepatan alih kelola dilakukan guna mempertahankan tingkat produksi Blok Rokan saat jatuh tempo alih kelola pada 2021. Sejauh ini, kata dia, proses alih kelola antara kedua belah pihak terus berjalan. Untuk itu, Arifin juga meminta kepada Pertamina segera menyiapkan dana untuk investasi pengeboran.
“Pertamina sudah menyiapkan, karena ini Pertamina harus segera melaksanakan 20 poin pengeboran untuk bisa mempetahankan, dari 72 target. Ya paling tidak 20 itu bisa dilakukan,” ujar Arifin.
Kendati demikian, Arifin mengakui masih terdapat beberapa persoalan administrasi dan persoalan penting lainnya antar kedua belah pihak yang bersifat business to business (B to B).
“Memang ada beberapa hal yang terkait regulasi dan juga kontrak administratif yang harus diselesaikan. Tapi tahun depan harus selesai,” tegas Arifin.
Pada awal 2019, produksi Blok Rokan mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26% produksi nasional. Blok migas kedua terbesar di Indonesia ini memiliki luas 6.220 kilometer dengan memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.
Tercatat, sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak sejak awal operasi.
Sebelumnya, melalui Kementerian ESDM memutuskan untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina pada 31 Juli 2018. Keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.
Untuk tahun depan, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161.000 bopd atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190.000 bopd. Ini lantaran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktivitastas apapun di Blok Rokan pada tahun depan. (Ant)