close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Dokumentasi Kementerian ESDM
icon caption
Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Dokumentasi Kementerian ESDM
Bisnis
Selasa, 11 Oktober 2022 09:22

Menteri ESDM dorong percepatan transisi energi di forum geosains global

Arifin mengklaim, Indonesia terus mengembangkan energi baru sebagai upaya mencapai energi bersih sesuai mandat SDG-7.
swipe

Indonesia menjadi tuan rumah The 58th Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP) Annual Session (58AS) dan 79th Steering Committee Meeting di Bandung, Jawa Barat, pada 9-13 Oktober 2022.

Pertemuan tersebut menjadi ajang bertukar pikiran dan pengalaman antara ahli geologi dan para pemangku kepentingan. Selain itu, meningkatkan kerja sama sektor energi baru, mineral kritis, kebencanaan geologi, dan geologi urban.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan, negara-negara anggota CCOP memiliki tanggung jawab untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. Dia pun mengajak CCOP konsisten membatasi rata-rata kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celcius.

Sebab, menurut Arifin, geosains yang meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk manusia dan interaksinya dengan bumi, harus dimanfaatkan guna kehidupan yang lebih baik pada masa depan.

"Ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDG's), Sendai Framework, dan Paris Agreement. Tujuan SDG-7 adalah membahas kebutuhan energi untuk pembangunan berkelanjutan dan kerangka memastikan akses kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua," kata Arifin dalam keterangannya, dikutip Selasa (11/10).

Arifin mengungkapkan, pemerintah Indonesia terus mengembangkan energi baru sebagai salah satu upaya mencapai energi bersih sesuai mandat SDG-7. Pengembangannya dinilai menjadi pendorong utama transisi energi yang berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan iklim.

Disampaikan Arifin, Presidensi G20 Indonesia telah menetapkan tiga area prioritas transisi energi. Perinciannya, mengamankan aksesibitas energi, meningkatkan teknologi energi yang cerdas dan bersih, dan memajukan pembiayaan energi.

"Pada September 2022 lalu, The Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) telah mencapai kesepakatan, yakni Bali COMPACT, yang terdiri dari 9 prinsip sukarela untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan inklusif, untuk memastikan transisi energi yang lancar dan efektif sesuai dengan keadaan dan prioritas nasional masing-masing negara G20," ujar Arifin.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan, Indonesia juga telah menetapkan peta jalan transisi energi untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Dengan peta jalan ini, ditargetkan pembangunan 700 gigawatt (GW) energi baru pada bauran energi yang berasal dari energi matahari, air, angin, laut, biomassa, panas bumi, hidrogen, dan energi nuklir.

Selain itu, imbuh dia, mineral-mineral kritis juga diperlukan untuk mendukung transisi energi dan pengaplikasian energi baru serta teknologi bersih.

"Untuk mendukung transisi energi, mineral kritis diperlukan dalam mengaplikasikan energi baru dan teknologi bersih, seperti turbin angin, panel surya, dan teknologi maju lainnya. Permintaan untuk mineral-mineral kritis ini akan tumbuh pesat sejalan dengan cepatnya transisi energi juga menentukan prospek transformasi energi yang aman dan cepat," jelas dia.

Arifin menuturkan, pemerintah Indonesia memprioritaskan untuk meningkatkan nilai tambah mineral. Mineral nikel sebagai raw material akan dimanfaatkan untuk memproduksi baterai dan penyimpanan. Lalu, logam tanah jarang akan digunakan sebagai komponen pada turbin angin, kendaraan listrik, dan bola lampu neon hemat energi.

Ditambahkan Arifin, geosains juga dibutuhkan untuk mengidentifikasi risiko geologi yang berkaitan dengan pembangunan urban perkotaan. Menurutnya, pertumbuhan kota urban yang sangat cepat dapat menyebabkan bencana geologi karena pembangunan infrastruktur yang masif.

"Kita harus menyediakan studi geologis yang dapat menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan untuk memformulasikan rencana strategis bagi pembangunan urban. Studi geologis ini dapat menyajikan data dasar untuk tata ruang dan pembangunan urban, menyediakan materi masukan dan evaluasi untuk perencanaan tata ruang, khususnya yang berkaitan dengan aspek kegeologian," pungkas Arifin.

Annual Session dan Steering Committee Meeting CCOP diselenggarakan setiap tahun untuk menetapkan kebijakan dan prinsip yang akan mengatur pelaksanaan program-program geosains yang telah dilaksanakan masing-masing negara anggota, Tujuannya, menyusun rencana kerja tahun berikutnya sesuai isu strategis geosain yang berkembang di Asia Timur dan Asia Tenggara maupun dalam lingkup global.

CCOP 58th Annual Session 2022 membahas tema "Geoscience for Energy Transition in East and South East Asia" yang dibagi menjadi 3 subtema. Ketiga subtema tersebut, yakni "Renewable and Mixed Energy: Sustainable Development", "Critical Mineral: Exploration and Discovery", serta "Geohazard and Urban Geology: Management and Planning". Pembahasan ini diharapkan menghasilkan rumusan mengenai upaya-upaya bersama untuk meningkatkan penggunaan sumber energi alternatif selain energi fosil.

CCOP terdiri atas 16 anggota, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Papua New Guinea, Philippina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. CCOP juga didukung 14 negara, yakni Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Polandia, Russia, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan