Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina (Persero), menggalakkan pembangunan Pertashop di daerah pelosok.
Menurutnya, pembangunan dilakukan beriringan dengan program BBM Satu Harga. Agar akses energi bagi masyarakat Indonesia semakin merata di daerah tertinggal, terdepan dan terluar Indonesia (3T).
"Program Pertashop yang saat ini sedang dilaksanakan Pertamina bisa masuk ke pelosok-pelosok," paparnya dalam keterangan resminya dikutip, Jumat (24/12).
Dengan tersedianya pasokan energi yang memadai bisa meningkatkan mobilitas masyarakat. Sehingga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, BPH Migas dan Pertamina diharapkan dapat mempromosikan program ini di seluruh wilayah, khususnya 3T.
Investasi yang dikeluarkan badan usaha dalam membangun Pertashop, dia sebut dapat kembali dalam waktu singkat karena ada jaminan keekonomian harga dari Pertamina.
"Fungsi energi adalah menjadi penggerak ekonomi, karena itu jangan sampai energi ini tidak tersedia. Kita harus terus dan meningkatkan kontribusi kepada masyarakat," paparnya.
Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengatakan, program BBM Satu Harga dan Pertashop sebenarnya hampir sama.
Yakni, menyediakan BBM untuk masyarakat di daerah terpencil, namun produk yang dijual berbeda. Stasiun Pengisian Bahan Bahan Bakar Umum (SPBU) BBM Satu Harga menjual BBM Bersubsidi, sementara Pertashop menjual BBM Non Subsidi termasuk LPG.
"Tim Pertamina akan mendatangi Bupati di daerah-daerah, kita akan tanyakan mana daerah-daerah yang perlu disediakan Pertashop," paparnya.