Menteri-menteri kabinet Jokowi-JK mengungkap manfaat pertemuan IMF-World Bank di Bali bagi Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjadi ketua panitia nasional pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) and World Bank 2018. Menurutnya, rapat tahunan IMF-Bank Dunia itu menjadi momentum untuk mempromosikan pariwisata Indonesia kepada dunia.
“Ini momentum bagus menilai Indonesia, mempromosikan Indonesia dari timur ke barat,” ujarnya dalam Forum Merdeka Barat 9 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9).
Luhut menyebutkan, dampak pertemuan yang diikuti sebanyak 189 negara tersebut juga akan menjadi momentum baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Terlebih, ini juga menjadi kesempatan baik juga bagi Indonesia untuk menunjukkan kebolehannya di kancah internasional.
"Secara dampaknya kita bakal dilihat dunia. Dari tokoh-tokoh institusi keuangan dunia sangat banyak yang buat kita lebih dikenal di mana Indonesia dengan bagus dan membuat Indonesia lebih stabil," imbuh dia.
Terlebih, hal yang penting pula menurut Luhut adalah dalam mempersiapkan annual meeting IMF-World Bank ini, panitia nasional secara keseluruhan telah berkolaborasi dari seluruh kementerian dan lembaga, Badan usaha milik negara (BUMN), pemerintah daerah, dan bahkan melibatkan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional yang peduli pada isu-isu pembangunan global.
"Intinya, annual meeting ini merupakan kerja bersama seluruh komponen masyarakat karena para tamu asing itu akan melihat kita sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia," ujar dia.
Senada, Gubernur Bali I Wayan Koster menilai, adanya perhetalan rapat tahunan IMF World Bank juga akan memberikan dampak positif bagi menggeliatnya perekonomian di Bali, baik dari sisi permintaan akan penginapan, tenaga kerja hingga menggeliatnya usaha kecil dan menengah (UKM).
“Akan ada peningkatan tenaga kerja, ekonomi kerakyatan bergerak,” ujar Gubernur Bali yang baru saja dilantik itu.
Nantinya, dia akan kerahkan seluruh komponen masyarakat agar dapat menyukseskan acara tersebut. Hal ini turut mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.
"Kami warga Bali merasa sangat terhormat dan bangga karena Bali menjadi tempat penyelenggaraan perhelatan berskala besar seperti ini. Oleh karena itu, sebagai sebuah daerah wisata, Bali memang sudah siap untuk menyambut jalannya IMF-World Bank," pungkasnya.
Menteri Kabinet Kerja lainnya, juga menyatakan penyelenggaraan rapat tahunan IMF-Bank Dunia yang akan berlangsung pada Oktober mendatang bakal meningkatkan perekonomian Bali.
Pernyataan itu disampaikan Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, pada forum yang sama. Bambang menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata sebelum adanya perhelatan rapat tahunan IMF-Bank Dunia berada pada kisaran 5,9%.
“Dengan adanya pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF, pertumbuhan ekonomi di Bali naik 0,64% menjadi 6,54%,” kata Bambang.
Bambang merinci, kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut di antaranya disumbang oleh sektor konstruksi sebesar 0,26%, diikuti sektor perdagangan 0,21%, perhotelan sebesar 0,12% dan sektor makan dan minuman sebesar 0,05%.
Sementara, untuk total dampak langsung dari pertemuan tahunan tersebut terhadap ekonomi Bali sebesar Rp5,7 triliun. Rinciannya, sebesar Rp3 triliun antara lain berasal dari invetasi infrastruktur seperti pembangunan underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Kompleks Garuda Wisnu Kencana. Selebihnya berasal dari pengeluaran pengunjung domestik dan mancanegara yang diestimasikan menyumbang Rp1,1 triliun.
“Jadi output perekonomian bertambah Rp7,8 triliun sebagai dampak dari penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia di Bali,” imbuhnya.
Selain itu, perhelatan ini juga diperkirakan akan meningkatkan kesempatan kerja sebesar 1,26% dan meningkatkan upah riil sebesar 1,13%.