Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menginformasikan kepada media hasil kunjungan kerjanya ke China kepada wartawan secara daring, Jumat (2/4). Apa saja?
"Target baru dalam tiga tahun ke depan. Kita akan tiga kali lipatkan perdagangan dua negara dari US$31 miliar menjadi US$100 miliar pada 2024," jelas dia.
Indonesia dan China akan mendalami lagi kesepakatan kerja sama perjanjian perdagangan yang sudah ditandantangani sejak 2011, yaitu bilateral economic and trade cooperation (BETC) menjadi trade and investment framework agreement (TIFA).
"TIFA ini akan menjadi jenjang lebih tinggi," jelas dia
Selain itu, Indonesia dan China kemungkinan juga akan memperdalam perdagangan kedua negara dengan skema comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
Dalam kesempatan itu, juga membicarakan low hanging fruit yang diharapkan bisa memperbaiki neraca perdagangan kedua negara.
"Jadi saya laporkan di sini sudah disepakati setidaknya lima perusahaan yang akan impor sarang burung walet dari Indonesia senilai lebih dari US$1,13 miliar. Ditambah dengan ekspor dan investasi untuk produk furniture dari Shandong Wood and Furniture senilai US$200 juta," jelas dia.
Selain itu, ada juga rencana investasi yang mendatangkan 150 perusahaan ke Kalimantan Barat yang rencananya membuka 3000 pekerja. Total investasi tersebut sebesar US$1,38 miliar atau lebih dari Rp20 triliun.