Menteri Perhubungan akan mengkaji kembali mobil Esemka, terutama untuk uji tipe mobil yang akan kembali diproduksi dalam waktu dekat ini.
"Uji tipe banyak dengan pihak-pihak nanti akan saya lakukan," kata Budi usai Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Penguatan Indonesia Sentris" di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Terlebih, Esemka ikut mendaftarkan mobil listrik yang mereka punya ke Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) dikelola Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
"Tapi pada dasarnya semangat bagi industri-industri di Indonesia banyak. Khusunya mobil listrik, kami jujur saking banyaknya kewalahan," katanya. Budi mengatakan pihaknya akan meninjau kembali karena mobil Esemka adalah karya anak bangsa yang harus didukung.
"Saya akan tinjau lai esemka ini karena ada karya anak bangsa. Memang ada syarat-syarat dipenuhi, saya memang mendukung itu," katanya.
Setelah kemunculannya pada Mei 2009 yang diciptakan oleh siswa SMK 1 Singosari pada 2009, mobil karya anak bangsa ini kembali akan diprosuksi akhir 2018 ini.
Mobil Esemka sempat ditetapkan oleh Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Walikota Solo menjadi mobil dinas Wakilota dan Wakil Walikota Solo. Pada awal tahun ini, Esemka kembali muncul dengan model SUV Esemka yang sepintas mirip mobil China Foday Landfort. Saat ini, mobil Esemka kembali ingin mendapatkan pengakuannya kembali dengan mendaftarkan mobil listrik ke Kemenperin.
Sementara Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengusulkan agar mobil Esemka melakukan uji pasar terlebih dahulu sebelum diproduksi massal.
Hal itu bertujuan agar pasar yang disasar mobil Esemka terarah dan tidak mendatangkan kerugian setelah diproduksi. "Dalam perjalanan kita kan harus tes pasar dulu, sekarang dia produksi dalam negeri terus tak ada yang beli, kan rugi masa iya mau bisnis seperti itu kan tak coba dulu dengan perhitungannya," paparnya di DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis(25/10).
Strategi tersebut harus dilakukan, sebab industri otomotif saat ini sudah sangat menjamur, sehingga pendatang baru harus mencari celah pasar, agar tak memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan industri otomotif yang telah mapan.
"Kalau sekarang ini tak bisa seperti dulu, industri mobil masih sedikit karena industri mobil sudah banyak, kita harus ada tes pasar dulu,"ujarnya.
Lebih lanjut, Ketua DPP Hanura itu juga menyarankan agar pemerintah juga berkerjasama dengan industri otomotif luar negeri, agar mendapat investasi untuk mengembangkan kualitas dari mobil Esemka.
"Terus kita harus kerjasama dengan pabrikan mana kalau misalnya Malaysia kerja sama dengan Mitsubishi kita harus juga lakukan itu, mungkin dengan Cina, sekarang Esemka harus kita mulai dulu tes pasar dulu laku apa tidak, jadi harus ada tahapannya," pungkasnya. (ant)