close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kantor Bank Indonesia (BI) di Jakarta. Google Maps/Zaki Hardi
icon caption
Kantor Bank Indonesia (BI) di Jakarta. Google Maps/Zaki Hardi
Bisnis
Jumat, 26 Agustus 2022 09:11

Menuju bank sentral digital dan hijau, BI terbitkan CBDC

Terdapat 3 aspek dalam penerbitan CBDC, salah satunya mandat kepada bank sentral dalam proses penciptaan uang digital.
swipe

Bank Indonesia (BI) melakukan penguatan riset dan inovasi menuju bank sentral digital dan hijau guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan terdapat 3 aspek utama dalam penerbitan CBDC. Pertama, tugas bank sentral dalam proses penciptaan uang digital yang mencerminkan pilar kedaulatan suatu negara dan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.

"Aspek kedua, adalah distribusi CDBC dapat dilakukan dengan sistem wholesale dan atau ritel dengan mengadopsi distributed ledger technology (DLT)," katanya dalam acara "Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-16 dan Call for Papers", Kamis (25/8).

Aspek ketiga, penerbitan CBDC memiliki 3 prasyarat yang terdiri dari pengembangan conceptual design, membangun infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran 3I (integrated, interconnected, dan interoperability), dan bersinergi dengan bank sentral lainnya dalam mengembangkan platform digital CBDC terbaik yang mendukung ekspansi antarnegara.

Ke depan, Perry menegaskan, BI akan terus mendorong inisiasi pengintegrasian sistem pembayaran antarnegara, terutama regional ASEAN+5. Integrasi ini mendorong kerja sama dengan Thailand dan Malaysia melalui dukungan penerapan QR cross border dan local currency settlement (LCS).

Selain itu, Perry juga menginginkan adanya dukungan lebih lanjut bagi bank sentral. "Caranya dengan menguatkan 3 aspek kunci yang fokus pada digitalisasi."

Adapun tiga aspek yang dimaksud, yaitu bank sentral ke depannya harus mengembangkan proses penciptaan uang secara digital, mengoptimalkan penerapan digitalisasi dan teknologi dalam proses perumusan kebijakan, serta memperkuat langkah-langkah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan keuangan hijau dengan membangun bisnis proses berbasis digital.

"Dengan tiga aspek kunci ini, bank sentral harus mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi era baru ekonomi keuangan digital dan hijau," imbuh dia dalam keterangannya.

Perry melanjutkan, bank sentral harus mengambil peran utama dalam menavigasi ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif tercapai.

Sebagai informasi, konferensi ini mempresentasikan 50 dari 231 karya tulis ilmiah terbaik di bidang ekonomi, moneter, dan keuangan yang berasal dari dalam dan luar negeri. Karya tulis yang dipaparkan berasal dari 14 negara, di antaranya Indonesia, Vietnam, Inggris, Malaysia, India, China, Armenia, Pakistan, Australia, Qatar, Fiji, Nigeria, USA, dan Italia.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan