Harga Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) tercatat terus mengalami kenaikan selama satu pekan terakhir. Pekan lalu, saham Bank Jago masih berada di level Rp8.450 per saham.
Berdasarkan data RTI Infokom, per penutupan perdagangan Rabu (24/2), saham Bank Jago ditutup pada level Rp10.525 per saham. Saham ini tercatat telah naik 22,38% selama sepekan.
Dengan terus naiknya saham bank milik Jerry Ng ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/2) lalu menerbitkan pengumuman unusual market activity (UMA) pada saham ini.
Sebelum mengeluarkan UMA, bursa sebelumnya pernah melakukan penghentian perdagangan sementara pada saham ARTO di pasar reguler dan tunai pada 6 Juli 2020 dalam rangka cooling down. Selain itu, pada 1 Juli 2020, bursa juga menerbitkan UMA pada saham ARTO.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengamati, pergerakan harga saham ARTO yang meroket cenderung karena persepsi atau sentimen berlebihan dari pelaku pasar, dalam melihat prospek bisnis Bank Jago sebagai bank yang memiliki teknologi dibandingkan bank konvensional.
"Inovasi yang mereka lakukan diapresiasi positif berlebihan oleh pelaku pasar sehingga terjadi lonjakan harga saham," kata Reza saat dihubungi, Rabu (24/2).
Tercatat, per 24 Februari 2021, Bank Jago telah memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp114,2 triliun, dengan earning per share (EPS) atau laba bersih per saham sebesar Rp-13. Sementara price to earning ratio (PER) ARTO tercatat sebesar -810,65 kali, dengan price to book value (PBV) sebesar 93,97 kali.
Dengan valuasi tersebut, Reza menyarankan pelaku pasar agar mempelajari lebih detail terkait perbankan digital dan pengembangannya. Termasuk, risiko-risiko yang bisa muncul dalam kegiatan usahanya.
Reza pun mengatakan apabila pelaku pasar ingin melakukan instant trading, dia menyarankan pelaku pasar memanfaatkan momentum yang ada ketika terdapat pemberitaan terkait Bank Jago.