Kemudahan teknologi membuat masyarakat ketagihan belanja sekarang tetapi bayarnya nanti. Meskipun layanan utang ini meningkat, namun tak sedikit yang masih memilih menggunakan kartu kredit.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah uang yang disalurkan kepada masyarakat melalui sistem belanja sekarang bayar nanti (buy now pay laterIBNPL) atau paylater mencapai Rp30,36 triliun per November 2024 atau lebih tinggi dari outstanding utang bulan sebelumnya, yakni Rp29,66 triliun.
Secara rinci, produk kredit BNPL perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per November 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 42,68% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp21,77 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta.
Adapun pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan naik 61,90% secara yoy menjadi Rp8,59 triliun dengan angka pembiayaan bermasalah atau NPF gross sebesar 2,92% pada periode yang sama.
Sementara Pefindo Biro Kredit (IdScore) mencatat outstanding BNPL mencapai tiga kali lebih besar ketimbang kartu kredit. Per Oktober 2024, pertumbuhan BNPL mencapai 28,64% secara tahunan jauh di atas kartu kredit yang hanya mencapai 3,22% (yoy).
Ramai-ramai masuk paylater
Seiring meningkatnya popularitas paylater, banyak bank besar yang serius menggarap layanan ini. Catatan Alinea.id, tiga bank besar, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) memiliki layanan paylater.
BCA punya layanan paylater melalui MyBCA dengan berbagai pilihan tenor cicilan mulai dari satu, tiga, enam sampai 12 bulan. Adapun Bank Mandiri menawarkan paylater yang dapat diakses melalui superapp-nya, Livin'. Dikutip dari laman bankmandiri.co.id, layanan ini memiliki limit hingga Rp20 juta dan jangka waktu cicilan satu hingga 12 bulan. Bunga pinjaman mulai dari 0% untuk tenor satu hingga tiga bulan dan 1,5% flat per bulan untuk tenor lebih dari tiga bulan.
Kemudian, BRI memiliki paylater pada aplikasi Ceria dengan limit pinjaman hingga Rp50 juta dengan jangka waktu cicilan satu bulan hingga 24 bulan.
Langkah perbankan mengembangkan layanan paylater dipandang sebagai respons terhadap perubahan preferensi konsumen, terutama generasi muda. Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mengatakan bank masuk ke bisnis paylater lantaran lebih praktis dan efisien. Bank tidak perlu menerbitkan kartu fisik seperti kartu kredit, karena semua bisa diakses melalui aplikasi.
"Sasaran utamanya juga berbeda, lebih banyak mengincar milenial yang ingin layanan simpel,” ujarnya kepada Alinea.id, Jumat (17/1).
Selain itu, paylater dianggap lebih efisien bagi bank karena sistemnya berbasis teknologi. Tidak perlu agen yang menawarkan produk seperti kartu kredit. "Hal ini juga mengurangi biaya operasional, termasuk jumlah karyawan,” tambah Abdul.
Paylater awalnya populer di kalangan platform e-commerce sebelum akhirnya diadopsi oleh perbankan. Meski demikian, Abdul menyebut bank memiliki keunggulan karena dukungan teknologi yang lebih kuat dan regulasi yang memberikan rasa aman bagi konsumen.
“E-commerce dan bank memiliki segmen pasar yang berbeda. Namun, bank lebih unggul dalam hal keamanan, karena dana nasabah dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Ini membuat bank tetap menjadi pilihan utama untuk transaksi besar dan penyimpanan dana,” jelasnya.
Meski paylater semakin diminati, Abdul menegaskan kartu kredit dan paylater memiliki konsep yang berbeda. Kartu kredit biasanya ditawarkan aktif oleh bank, sedangkan paylater lebih banyak digunakan atas inisiatif nasabah.
"Namun, selama kartu kredit tidak lagi memberikan keuntungan yang besar bagi bank, mereka akan lebih fokus pada layanan yang lebih menguntungkan, seperti paylater,” katanya.
Dengan perkembangan ini, perbankan dinilai mulai menyesuaikan diri atas kebutuhan konsumen modern, namun tetap menjaga prinsip profitabilitas.
Kartu kredit masih menjadi pilihan
Kendati banyak yang menggandrungi paylater, namun Abdul bilang kartu kredit tak akan sepenuhnya ditinggalkan.
Tak sedikit masyarakat yang memilih menggunakan kartu kredit ketimbang paylater. Salah satunya, Siti Adita (27), seorang pengusaha, yang mengungkapkan alasannya lebih memilih kartu kredit dibandingkan paylater. Menurutnya, kartu kredit memberikan banyak manfaat jangka panjang, terutama dalam meningkatkan kredit skor.
“Kartu kredit sudah terafiliasi dengan banyak bank. Kalau riwayat pembayaran saya bagus, kredit skor saya meningkat, dan itu akan memudahkan saya kalau mau ajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau cicilan mobil. Selain itu, cicilan 0% juga sangat membantu untuk pembayaran dengan nominal besar,” jelas Siti kepada Alinea.id, Jumat (17/1).
Hal senada disampaikan Nanda Putra (34), seorang karyawan yang lebih mengandalkan kartu kredit karena dianggap lebih aman. “Kartu kredit lebih tepercaya karena terafiliasi dengan bank. Selain itu, banyak manfaat seperti poin belanja, hingga gratis kopi di bandara,” katanya kepada Alinea.id, Jumat (17/1).