Di tengah perlambatan ekonomi, perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sanggup mencatat kenaikan kinerja. Salah satunya, PT Metrodata Electronics Tbk yang mencatat penjualan sebesar Rp 7,2 triliun hingga kuartal III 2017 atau naik Rp 195 miliar dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2016.
Perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker MTDL itu mengakui pasar TIK ikut tergerus akibat lesunya perekonomian tahun ini. Oleh karena itu, perusahaan melakukan diversifikasi jenis produk yang dijual.
Perluasan penjualan produk, diantaranya adalah Notebook Gaming yang menjadi trending di kalangan anak muda, penjualan komponen-komponen peralatan TIK, seperti External Hard Disk, USB, dan Memory Card, penjualan CCTV, serta penjualan merek baru pada beberapa perangkat keras dan lunak lainnya.
"MTDL menjaga pertumbuhannya dengan melakukan strategi yang konsisten, terus menambah segmen produk maupun merek baru," ujar Sekretaris Perusahaan MTDL Randy Kartadinata, Jakarta, Senin (30/10).
Strategi itu dilakukan MTDL untuk menghindari ketergantungan penjualan kepada merek-merek atau produk TIK tertentu. Pasalnya, perkembangan TIK sangat dinamis sehingga kinerja setiap produk selalu berfluktuasi tergantung pada dinamika pasar dan perkembangan teknologi yang ada.
"Untuk itulah, MTDL terus menambah varian produk yang dijual," ujar dia. Saat ini, MTDL telah menyalurkan lebih dari 60 merek produk TIK dan Smart Phone melalui unit bisnis distribusinya.
Disamping itu, seiring perkembangan dunia E-Commerce dan Cloud, Perseroan melalui unit bisnis distribusinya juga telah membangun aplikasi channel penjualan melalui platform B2B (Business to Business), dimana aplikasi ini memungkinkan para Dealer atau Reseller membeli secara online. Perseroan juga telah membangun aplikasi Electronic Software Distribution yang memungkinkan pembeli untuk membeli Software secara online dan mengaktivasinya melalui aplikasi tersebut.
Sementara itu, unit bisnis Solusi MTDL yang menjual dan memberikan jasa TIK kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia, bertransformasi dari sebelumnya menjual berdasarkan jenis produk (product centric), sekarang menjadi fokus pada penjualan berdasarkan solusi (solution centric). "Sehingga memberikan nilai tambah kepada para konsumen perusahaan dalam hal menyediakan Solusi yang lebih terintegrasi ketimbang hanya menjual produk," kata Randy.
Bangun Gudang
Untuk menghindari ketergantungan atas sarana logistik yang disewa dari pihak lain, saat ini perusahan membangun gudang empat lantai di atas lahan seluas 20.000 m2 di MM2100 Industrial Estate, Cibitung dengan luas bangunan 22.000 m2. Biaya pembangunan gudang mencapai Rp 113,9 miliar.
"Biaya tersebut di luar pembelian tanah pada tahun sebelumnya sebesar Rp 61 miliar," ujar dia. Gudang ini diperkirakan akan beroperasi di kuartal III tahun 2018.
Dengan sederet strategi tersebut, Perseroan berhasil membukukan laba bersih di kuartal III 2017 sebesar Rp 155,4 miliar. Angka itu bertumbuh 36,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.