Milenial enggan jadi petani, regenerasi terancam
"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman..."
Negara agraris. Begitulah Yok Koeswoyo menggambarkan Indonesia dalam single Koes Plus berjudul Kolam Susu.
Kejayaan negara yang bertani itu kini berubah. Negeri ini kini kesulitan mencari generasi penerus petani. Bahkan, Indonesia berpotensi kehilangan profesi ini beberapa tahun ke depan.
Susanti misalnya. Anak petani ini lebih memilih mengadu nasib di Ibu Kota sebagai asisten rumah tangga (ART) ketimbang menggarap dua petak sawah milik ayahnya di Desa Doplang, Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah.
Menurutnya, meski bekerja sebagai ART, ia masih bisa mendapatkan upah tinggi setiap bulannya. Sebaliknya, saat jadi petani ia hanya bisa mengandalkan upah dari hasil penjualan gabah atau beras saat masa panen tiba.
“Bisa untung kalau panennya bagus. Kalau gagal panen, ya kita rugi. Dapet capek doang,” katanya, saat berbincang dengan Alinea.id, Senin (28/6).
Selain itu, bekerja sebagai petani cenderung membutuhkan tenaga dan tingkat ketelatenan lebih tinggi ketimbang menjadi ART. Belum lagi, untuk menjadi seorang petani juga harus dibutuhkan kesabaran dan kedisiplinan yang tak kalah besar.
“Aku ndak sabar dan gampang bosan. Makanya ya udah mending jadi ART aja,” ujar perempuan 26 tahun itu.
Ia mengaku, keputusan untuk tidak bekerja sebagai petani juga diambil oleh tiga kakak dan dua adiknya. Dia bilang, dari tujuh bersaudara, hanya kakak keduanya yang mau meneruskan profesi sang ayah. Sisanya, lebih memilih untuk menjadi ART, membuka usaha bengkel motor, menjadi tukang kuli bangunan dan ada pula yang menjadi ibu rumah tangga.
Santi dan keluarganya adalah potret keengganan milenial terjun ke pertanian. Hal itu tak lain disebabkan oleh pandangan yang melihat petani sebagai pekerjaan kurang bergengsi. Banyak pula orang tua yang tidak merestui anaknya bekerja sebagai petani.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmadja menilai persoalan ketidaktertarikan anak muda sebagai petani, telah muncul sejak lama. Hal itu terlihat dari jumlah petani muda yang makin tergerus tiap tahunnya.
Adapun menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, petani muda di Indonesia berusia 20-39 tahun hanya 2,7 juta orang atau sekitar 8% dari total jumlah petani Indonesia.
Entang bilang, terus berkurangnya petani muda dari waktu ke waktu disebabkan oleh anak muda di pedesaan yang lebih memilih menjadi buruh kasar di kota, ketimbang harus bekerja di sawah dan ladang. Bahkan tidak sedikit yang memilih menjadi tukang ojek.
"Orang boleh saja menjawab bahwa menjadi petani saat ini, bukanlah pilihan yang tepat,” kata dia saat dihubungi Alinea.id, beberapa waktu lalu.
Memang, tidak ada satu jaminan pun yang menyatakan profesi petani bakal membuat hidup para milenial sejahtera. Apalagi kalau lahan sawah yang digarap hanya 0,25 hektar. Kata Entang, selama ini seseorang akan pantas disebut sebagai petani yang berdaulat apabila memiliki petak sawah lebar. Artinya, kedaulatan petani terletak pada lahan sawah yang dimilikinya.
Selain itu, berbeda dengan profesi Pegawai Negeri atau pekerja swasta kantoran, profesi petani tidaklah menjanjikan. Sebab, petani tidak akan mendapatkan gaji tetap setiap bulannya. Tidak ada juga tunjangan kinerja.
“Apalagi yang namanya mobil atau motor dinas. Petani pasti tidak memiliki kantor megah lengkap dengan AC,” imbuhnya.
Untung berlipat
Padahal, tidak sedikit komoditas pertanian yang menarik untuk dikembangkan dan memiliki nilai tinggi seperti hortikultura. Komoditas ini dapat meningkatkan potensi penghasilan bagi pemuda dan petani kecil. Apalagi tanaman holtikultura juga bisa dilakukan dengan lahan yang sedikit.
“Tidak hanya bernilai tinggi, tetapi siklus pertumbuhannya seringkali lebih pendek daripada tanaman pangan,” tambah Entang.
Salah seorang petani muda yang telah berhasil adalah Dede Koswara. Dari bertani, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp50 juta hingga Rp100 juta setiap bulan. Tidak hanya itu, dari profesinya itu, kini dia juga telah memiliki rumah seharga Rp2,5 miliar dan kendaraan mewah.
Pria 31 tahun itu bercerita keberhasilannya menjadi petani melalui proses panjang. Setelah lulus Sekolah Teknik Mesin (STM), Dede mantap memilih jalan hidup sebagai petani. Berbekal lahan 100 tumbak, atau setara 1.400 meter yang diberikan orang tuanya, ayah dua anak itu bertanam sayuran.
Untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, ia mempelajari seluk-beluk pertanian hingga distribusinya ke pasar. Proses itu dilakukan demi mendapatkan harga beli yang cukup tinggi. Dia juga berkonsultasi dengan orang-orang dari perusahaan pupuk untuk mempelajari komposisi dan cara penggunaan pupuk yang tepat untuk setiap komoditas.
“Sekalipun dapat bantuan dari orang tua berupa lahan, tapi untuk menjadi seperti sekarang itu benar-benar susah,” kisahnya, kepada Alinea.id, Rabu (30/6).
Dede mengaku, sebelum dibantu dua orang karyawan, dia selalu memasarkan sendiri hasil panennya ke pasar-pasar di Tangerang, Cibitung, Cirebon, dan wilayah lainnya. Dia juga kerap berkomunikasi dengan para petani dan pedagang senior untuk membangun relasi demi pasar yang makin luas.
Dede juga memperluas diversifikasi komoditas. Awalnya ia hanya menanam tomat, lalu ditambah cabai dan kol. Lima tahun belakangan, ia melihat tingginya permintaan labu siam atau biasa disebut labu acar di Jawa Barat.
“Bertanam labu acar ini yang hasilnya cukup besar. Dalam sehari, biasanya jual 20-40 ton labu acar ke pasar-pasar di Jabodetabek,” kata dia.
Kisah sukses lain juga dialami Maya Stolastika Boleng. Petani muda asal Desa Mligi, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini memilih fokus pada karirnya sebagai petani organik.
“Kita bisa juga menyelamatkan lingkungan hidup dengan bertani, yaitu dengan pertanian organik,” kata Duta Petani Muda 2016 itu kepada Alinea.id, Senin (5/7).
Lulusan Sastra Inggris di salah satu universitas di Jawa Timur itu bercerita, pertama kali mengembangkan pertanian organik pada 2008 dengan modal dari hasil berjualan pulsa telepon seluler.
Dia mengembangkan bisnis pertanian bersama empat orang kawannya sejak tahun 2009. Bermodal nekat dan tanpa pengetahuan sama sekali di bidang pertanian, lima sekawan itu pun memberanikan diri untuk bertani di atas lahan seluas 5.000 meter.
“Enggak ngerti itu lahan mau diapain. Jadi hasilnya ya rugi,” ujar dia.
Ia pun gamang. Apakah akan meneruskan usahanya atau mundur? Terlebih, dengan kegagalan itu tiga orang temannya memutuskan untuk menyerah. Namun, seolah mendapat ilham, Maya dan satu temannya yang tersisa mendapatkan pertanyaan dari salah seorang pelanggan, mengapa tak lagi mengirim sayuran.
“Dari situ kita mantep untuk terus,” imbuhnya.
Ketika lulus kuliah tahun 2010, tantangan justru datang dari keluarga. “Sarjana sastra Inggris kok malah jualan sayur,” katanya bercerita soal pertanyaan yang muncul.
Maya dan Wita pun kemudian mulai dihinggapi keraguan. Terlebih mereka menyadari dengan latar belakang pendidikannya mereka memang tak punya kapasitas memadai untuk bersaing di dunia pertanian. Maka sepanjang tahun 2010-2011, Maya malah berkelana ke Bali untuk bekerja.
Namun panggilan untuk menekuni dunia pertanian membuatnya kembali. Tahun 2012, Maya dan Wita justru mendirikan Twelve Organic. “Nama Twelve Organic sebagai pengingat kita memulai lagi di tahun 2012,” jelas Maya.
<blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/Bz9jk7SALg6/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="13" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/Bz9jk7SALg6/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;" target="_blank"> <div style=" display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;"><svg width="50px" height="50px" viewBox="0 0 60 60" version="1.1" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink"><g stroke="none" stroke-width="1" fill="none" fill-rule="evenodd"><g transform="translate(-511.000000, -20.000000)" fill="#000000"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style=" color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;"> View this post on Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style=" width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/p/Bz9jk7SALg6/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none;" target="_blank">A post shared by Twelve's Organic (@twelves.organic)</a></p></div></blockquote> <script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script>
Setelah jatuh bangun, usaha pertanian organik Twelve Organic pun berkembang. Hingga tahun ini, mereka punya delapan titik kebun organik seluas satu hektar. Mereka menanam lebih dari 50 jenis tanaman sayur, buah, herbal, rimpang, dengan sembilan pekerja dan melibatkan 18 petani sekitar. Selain itu, Twelve Organic juga punya langganan beberapa swalayan dan 200 lebih rumah tangga dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jabodetabek, dan Bali.
Gaet milenial
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) di lingkup Kementerian Pertanian Idha Widi Arsanti mengatakan, dengan melibatkan subsektor pertanian seperti tanaman pangan, ternak, perkebunan dan hortikultura, seharusnya pada 2024, Indonesia bisa mendapatkan 2,5 juta petani milenial.
Untuk itu, Idha Widi Arshanti memastikan, akan terus menggerakkan potensi sekolah pertanian pemerintah. Seperti politeknik, SMK, ataupun perguruan tinggi yang memiliki fakultas pertanian. Pemerintah juga membuat Duta Pertanian Milenial dan Andalan (DPM-DPA).
"Pemerintah juga membuat sejumlah program, yaitu program Pengembangan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), fasilitasi permodalan dan pembentukan korporasi," papar dia.
Ada pula program Petani Milenial yang kini marak digalakkan oleh Pemerintah Daerah, salah satunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, sejak diluncurkan pada Februari lalu, program ini masih terus berprogres. Tahapan demi tahapan sudah dilalui. Mulai dari pendaftaran, seleksi, BI checking, sampai pencarian offtaker. Kini, program tersebut memasuki tahapan pelatihan dan pemagangan.
"Sejauh ini semua tahapan berjalan baik. Tapi memang dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Karena kami tidak mau Petani Milenial ini gagal dalam melakukan aktivitasnya," kata Benny, Rabu (30/6).
<blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/CPViucRnVLZ/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="13" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/CPViucRnVLZ/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;" target="_blank"> <div style=" display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div> <div style="display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;"><svg width="50px" height="50px" viewBox="0 0 60 60" version="1.1" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink"><g stroke="none" stroke-width="1" fill="none" fill-rule="evenodd"><g transform="translate(-511.000000, -20.000000)" fill="#000000"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style=" color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;"> View this post on Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div> <div style="background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style=" width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div> <div style=" width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div> <div style=" background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/p/CPViucRnVLZ/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none;" target="_blank">A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)</a></p></div></blockquote> <script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script>
Selain bidang pertanian, program Petani Milenial juga mencangkup pelatihan di bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan. Namun, Benny mengaku, bidang pertanian dengan komoditas tanaman hortikultura paling banyak diminati calon petani milenial.
Sayangnya, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmadja justru mengatakan ada beberapa pengakuan dari peserta Program Petani Milenial yang merasa kecewa terkait program ini.
Kesan program Petani Milenial Jawa Barat tergesa-gesa kini menjadi kenyataan. Program ini tidak dipayungi oleh regulasi, khususnya Peraturan Gubernur. Tidak ada pula Grand Desain dan Road Map yang utuh.
"Bila dikaitkan dengan nilai kemilenialannya sendiri, belum seperti yang diharapkan. Fasilitas teknologi pertanian umumnya masih manual,” urainya.
Meski begitu, menurutnya, Program Petani Milenial Jawa Barat tidak boleh berhenti. Program ini harus tetap berlangsung guna mewujudkan regenerasi petani yang sudah menjadi keniscayaan.
Karenanya, untuk mencegah kegagalan program Petani Milenial Jawa Barat, Entang meminta kepada seluruh pihak, baik aktivis pertanian, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta stakeholder lainnya untuk saling bahu membahu membenahi program ini. Hal itu dapat dilakukan dengan mematangkan kembali perencanaan program. Menurutnya, ini dilakukan dengan lebih mengedepankan pendekatan teknokratik, aspiratif, top down-bottom up dan politis.
Dalam pelaksanaannya, program yang sudah berjalan selama lebih dari dua bulan itu harus dilakukan evaluasi.
“Apakah karena anggarannya yang belum siap atau sarana dan prasarananya yang belum ada? Lebih sedihnya, jika regulasi yang menyertai program ini belum disiapkan,” tegas Entang.