MIND ID melalui anak perusahaannya, PT Inalum, menargetkan bisa segera merampungkan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I di Mempawah, Kalimantan Barat pada semester II-2024.
Pembangunan proyek SGAR fase I yang dimulai pada 2019 tersebut, awalnya bisa rampung dan mulai beroperasi pada 2023. Tetapi kini, target penyelesaian pabrik pengolahan bijih bauksit jadi alumina-bahan dasar aluminium, tersebut ditargetkan selesai pada semester II-2024.
Pengerjaan proyek pembuatan pabrik peleburan bauksit menjadi alumina tersebut kini sudah mencapai 58% dan ditargetkan menyentuh 80% masa konstruksi pada akhir 2023. Setelah SGAR Mempawah fase I rampung, target operasi komersial akan mulai berjalan efektif pada 2025.
Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Heri Yusuf mengatakan, alumina yang dihasilkan SGAR Mempawah fase I tersebut nantinya bakal menjadi bahan baku smelter aluminium milik anggota Grup MIND ID, PT Inalum di Kuala Tanjung berkapasitas mampu menampung alumina hingga 1 juta kilo ton per annum (KTPA). Jumlah alumina tersebut bisa menjadi 500.000 ton aluminium.
"Ini merupakan tantangan MIND ID melalui anak perusahaan kami, PT Inalum untuk segera menyelesaikan SGAR Mempawah fase I. Ketika nanti smelter bauksit ini sudah resmi beroperasi, maka kita bisa menyambung seluruh rantai bisnis bauksit menjadi alumunium baik untuk kebutuhan pasar domestik maupun ekspor," ucap Heri dalam keterangan resminya, Rabu (13/9).
Proyek senilai US$830 juta tersebut, diharapkan bisa menjadi solusi masalah terputusnya rantai bisnis bauksit menjadi aluminium. Menurut Heri, saat ini hasil tambang bauksit PT Antam dikirim dulu ke negara tetangga untuk dilebur jadi alumina, baru kemudian diangkut lagi ke smelter aluminium.
"Setelah nanti rampung, harapannya melalui SGAR Mempawah ini bisa menyambung rantai bisnis bauksit jadi aluminium yang menjadi salah satu bahan utama baterai EV (kendaraan listrik) di Indonesia," katanya.
Setelah SGAR Mempawah fase 1 rampung, anggota Grup MIND ID PT Inalum melalui anak perusahaannya, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), berencana melanjutkan pengerjaan SGAR Menpawah fase II dengan potensi tambahan kapasitas produksi alumina mencapai 2 juta ton.
PT BAI merupakan perusahaan patungan dengan kepemilikan saham PT Inalum dengan porsi 60% dan PT Antam 40%. "Kedua-duanya merupakan anak perusahaan MIND ID, jadi PT BAI ini bisa disebut sebagai cucu perusahaan MIND ID," ucapnya.
Strategi yang diusung Inalum dan Antam dalam melanjutkan pengerjaan SGAR Fase II yakni dengan melakukan pencarian mitra strategis untuk menggarap SGAR fase II. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan brownfield dan greenfield expanion dari smelter aluminium. MIND ID terus memberikan nilai lebih untuk Indonesia salah satunya melalui upaya hilirisasi industri pertambangan.
Selain itu, Inalum juga sudah mengajukan kembali proyek SGAR Mempawah fase I untuk ditetapkan kembali menjadi salah satu proyek strategi nasional (PSN). Sebelumnya, pemerintah mencabut protek pengerjaan SGAR Mempawah dari daftar PSN melalui terbitnya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 pada Juli 2022.
"Ketika masuk lagi sebagai PSN maka akan mendukung penyesaian proyek lebih cepat," ucapnya.
Pencabutan tersebut berlandaskan karena proyek yang ditaksir menelan investasi US$1,7 miliar tersebut, molor cukup lama karena adanya masalah dari para pemegang konsorsium EPC, yakni BUMN asal China, China Aluminium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) sebesar 75% dan sisanya PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP).