MIND ID ungkap proyek strategis nasional yang sedang digarap, apa saja?
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, sedang garap proyek strategis nasional yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Salah satu upayanya adalah dengan hilirisasi industri oleh anggota MIND ID.
Setiap anggota MIND ID menjalankan berbagai proyek hilirisasi dengan progres yang cepat. Hilirisasi menjadi salah satu fokus pemerintah dalam memajukan perekonomian melalui penambahan nilai jual dari produk mentah menjadi setengah jadi maupun produk jadi.
"Kami menerapkan prinsip good mining practice dalam menjalankan operasi penambangan. MIND ID juga menjalankan mandat pemerintah untuk bersinergi mengolah hasil sumber daya alam mineral," kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf, dalam keterangan resminya, Kamis (10/8).
Untuk memperkuat hilirisasi, MIND ID memperbanyak pembangunan smelter. Hal ini merupakan wujud nyata komitmen MIND ID dalam menjalankan program hilirisasi.
Salah satu Anggota MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), telah melakukan sejumlah proyek hilirisasi berupa pembangunan smelter feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selain itu, Antam juga telah melaksanakan proyek Smelter Feni Haltim dengan membangun smelter feronikel di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Proyek ini berkapasitas 13,5 KTPA dan mulai beroperasi di kuartal II-2023. Rencana penggantian elemen brick di smelter Feni membutuhkan 2-3 bulan, sehingga comissioning dimulai pada Mei 2023. Jika keduanya sudah beroperasi, maka kapasitas produksi feronikel Antam bisa meningkat 40.500 ton per tahun.
Bukan itu saja, Antam juga menggarap proyek strategis yang berkaitan dengan transisi energi. Saat ini, fokus downstream Antam, ada pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik, terutama dari sisi pengembangan baterai untuk kendaraan listrik.
Dalam hal pengembangan kendaraan listrik yang terintegrasi, pemerintah melalui Kementerian BUMN, menugaskan Antam bersama MIND ID, PLN, dan Pertamina membentuk PT Industri Baterai Indonesia (IBC). IBC dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) telah menandatangani framework agreement yang mencakup kegiatan pertambangan bijih nikel hingga industri daur ulang baterai pada 14 April 2022.
IBC telah melaksanakan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery) di Tanjung Buli, Halmahera Timur. Proyek ini berkapasitas 34 juta ton pertahun dan ditargetkan dapat diproduksi atau commercial operation date (COD) tahap awal di 2024.
Adapun di sektor logam dan mineral, PT Timah Tbk. yang juga anggota MIND ID pun melakukan hilirisasi untuk mengembangkan timah nasional. Salah satu proyek strategis nasional yang dilakukan adalah top submerged lance (TSL) Ausmelt Furnace dengan biaya investasi mencapai US$80 juta.
Proyek yang mendapat kunjungan Presiden Joko Widodo ini, bertujuan untuk menjawab tantangan yang berkaitan dengan rendahnya recovery dari proses peleburan dan berkurangnya bijih timah kadar tinggi (kadar 70%). Melalui teknologi ini, dipastikan PT Timah Tbk bisa memproses timah dengan kadar rendah, yaitu hingga 40%.
Tak ketinggalan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), juga melakukan hilirisasi dengan membentuk anak usaha Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Untuk meningkatkan kapasitas produksi smelter Kuala Tanjung, IAA akan memproduksi billet aluminium sekunder dengan kapasitas cetak sebesar 50.000 ton per tahun secara bertahap. Kedepannya, Inalum akan memproduksi berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunannya.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang dalam tahapan membangun mega smelter di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Mega smelter tersebut memiliki luas total sekitar 100 hektare.
Proyek yang dinamakan Smelter Manyar ini memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun. PTFI menjadikan smelter single line itu, sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Smelter Manyar nantinya juga akan dilengkapi fasilitas pendukung berupa precious metal refinery (PMR). Fasilitas ini berfungsi mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga, menjadi emas dan perak. Proyek yang akan beroperasi di kuartal IV atau akhir 2024 ini berkapasitas 2 juta ton per tahun dan 6 kilo ton per tahun (KTPA) Anoda Slime.
Selanjutnya, ada proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek tersebut merupakan proyek Antam dan Inalum melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Proyek ini memproses pengolahan bauksit menjadi aluminium dengan kapasitas 1 juta ton.
Proyek strategis nasional MIND ID juga mengarah pada sektor tambang batu bara. Saat ini, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) sedang mengerjakan proyek hilirisasi pembangkit listrik serta proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT).
Proyek hilirisasi pembangkit listrik yang dijalankan PTBA berupa pembangunan di kawasan Sumsel 8 berkapasitas 2 x 600 Megawatt dengan progress konstruksi sudah selesai. Pada Juli 2023, sedang berada pada tahap pre commisioning.
Selain itu, PTBA juga sedang menunggu proyek transmisi sebesar 500 KV Sumatera dari Muara Enim Sumatera Selatan-New Aur Duri Jambi. Sejauh ini, PTBA sudah melaksanakan konstruksi secara maksimal.
Adapun di sektor EBT, PTBA juga menggarap pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Saat ini beberapa panel surya PTBA telah beroperasi, yakni di Bandara Soekarno Hatta International Airport (SHIA) dan Tol Bali Mandara. Panel surya tersebut total mencapai 641 kwp.
PTBA juga sedang menggarap beberapa proyek strategis nasional berupa renewable energy. Proyek yang masih dalam pengembangan itu mayoritas merupakan bentuk sinergi dengan BUMN lain dalam penerapan panel surya. Tak hanya panel surya, PTBA juga sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin dengan kapasitas hingga 2 GW.