close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Pertamina
icon caption
Ilustrasi Pertamina
Bisnis
Senin, 07 Februari 2022 13:02

Minyak dunia meroket, Pertamina disarankan lakukan penyesuaian

Pemerintah disarankan memberikan kompensasi kepada Pertamina.
swipe

Harga minyak dunia terus mengalami lonjakan. Namun, PT Pertamina (Persero) hingga kini belum menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), padahal badan usaha lain, seperti Shell sudah menaikkan harga.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, jika mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 20 Tahun 2021 Pasal 8 Ayat (1) di mana harga jual eceran dihitung dan ditetapkan oleh badan usaha, maka Pertamina bisa saja melakukan penyesuaian harga.

"Hal ini jelas sekali dalam Kepmen ESDM 20/2021 tersebut mengatur mekanisme harga untuk BBM Umum. Jadi, saya kira Pertamina Patra Niaga/Pertamina bisa menyesuaikan harga sesuai dengan keekonomian," katanya kepada Alinea.id, Senin (07/2).

Menurutnya, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka beban selisih harga yang begitu jauh bisa memberatkan Pertamina. Akan tetapi, jika pemerintah menginginkan harga tidak berubah, maka kompensasi perlu diberikan.  

"Pemerintah harus memberikan kompensasi kepada Pertamina terutama untuk produk Pertalite karena saat ini Pertalite menguasai 47% dari total konsumsi BBM secara nasional," ujarnya.

Dengan demikian, kata Mamit, status Pertalite bukan lagi BBM umum, tetapi BBM penugasan. Artinya, Pertalite sama seperti Premium yang saat ini sudah sedikit sekali konsumsinya.

"Untuk Pertamax yang saat ini 11% dari konsumsi nasional harus bisa dilepas sesuai dengan keekonomian. Karena ini masuk ke BBM umum," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, melansir dari Bloomberg, Senin (07/2) pukul 11.15 harga minyak jenis brent untuk kontrak April 2022 mengalami kenaikan 0,13% berada di posisi US$93.39 per barel. Sementara untuk minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikkan 0,43% menjadi US$91,91 per barel.

Tren kenaikan harga minyak mentah dunia diperkirakan akan berlangsung di sepanjang 2022. Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro dalam laporannya mengatakan, pemulihan ekonomi menjadi salah satu pendorong kenaikan harga minyak.

"Tren peningkatan harga minyak dunia kemungkinan masih akan berlangsung sampai dengan akhir tahun 2022," katanya dalam laporannya dikutip, Jumat (4/2).

Dia mengatakan, ekonomi akan tumbuh dan konsumsi bergerak lebih cepat dibandingkan dengan penambahan produksi minyak. Menurutnya, tren kenaikan harga minyak sejak 2020-2022 terpantau terus mengalami peningkatan.

Komaidi mengatakan, melihat perkembangan yang ada untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi khususnya yang dijual oleh BUMN yakni PT Pertamina (Persero) menjadi cukup berdasar jika kemudian disesuaikan.

"Hal tersebut karena sejumlah faktor pembentuk harga BBM mengalami peningkatan," tuturnya.

Menurutnya, penyesuaian harga BBM non subsidi perlu dilakukan karena harga minyak mentah sebagai bahan baku utama BBM sedang meningkat signifikan.

"Berdasarkan data, porsi minyak mentah dalam komponen pembentuk harga BBM mencapai kisaran 50%-60%," ujarnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan