close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mirae Asset menyarankan masyarakat berinvestasi pada instrumen obligasi di atas 3 tahun karena suku bunga BI tembus 5,75%. Freepik
icon caption
Mirae Asset menyarankan masyarakat berinvestasi pada instrumen obligasi di atas 3 tahun karena suku bunga BI tembus 5,75%. Freepik
Bisnis
Jumat, 14 April 2023 08:27

Suku bunga BI tembus 5,75%, Mirae Asset sarankan investasi obligasi di atas 3 tahun

Adapun Obligasi tenor pendek masih cenderung fluktuatif lantaran prospek ekonomi global penuh ketidakpastian.
swipe

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai, saat ini merupakan momentum yang baik untuk investasi pada instrumen surat utang atau obligasi, khususnya obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN). Pangkalnya, tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) mencapai puncaknya, 5,75%.

"Investasi pada obligasi tenor menengah hingga panjang cukup menarik saat ini. [Masyarakat] agar bisa memanfaatkan momentum harga yang masih menarik di tengah suku bunga yang masih tinggi," ujar Menurut Head of Fixed Income Mirae Asset, Nita Amalia, dalam "Media Day: April 2023 by Mirae Asset", ditulis Jumat (14/4).

Obligasi tenor pendek, menurutnya, masih cenderung fluktuatif lantaran prospek ekonomi global penuh ketidakpastian. Sejak awal tahun, return obligasi juga masih positif, terutama seiring meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap efek utang pemerintah Indonesia.

"Ketertarikan ini terlihat dari porsi kepemilihan surat berharga negara oleh investor asing yang mencapai Rp818,53 triliun atau setara dari 14,89% nilai beredar di akhir Maret 2023," kata Nita. Posisi investor asing pada obligasi pemerintah juga naik dari Rp762,19 triliun atau 14,36% dari nilai beredar per akhir 2022.

Selain masuknya investor asing ke pasar efek utang Indonesia, ada dua faktor positif lain yang mendukung return investasi investor pada obligasi. Yakni, sifatnya yang stabil dengan potongan pajak kecil serta naiknya target nilai penerbitan obligasi pemerintah tahun ini.

Dari sifat instrumen, sambung Nita, obligasi juga sering dianggap sebagai instrumen yang lebih stabil dan lebih pasti dibandingkan instrumen investasi lain. Karenanya, obligasi sering dianggap sebagai "penjaga kekayaan".

Dirinya menilai, dengan kupon pada mayoritas obligasi yang menjadi instrumen investasi retail menggunakan skema suku bunga tetap (fixed rate), maka investor tidak perlu mengkhawatir arus kasnya. Sebab, keuntungan bunga atau bagi hasil obligasi akan dibagikan secara berkala.

Senior Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menambahkan, risiko pasar akan membaik pada semester II-2023. Untuk saat ini, kebijakan moneter masih berfokus pada stabilitas hingga adanya kepastian arah suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Rully sependapat dengan Nita bahwa obligasi tenor menengah hingga panjang cenderung lebih aman daripada obligasi lainnya. Alasannya, potensi fluktuasi pasar masih cukup besar mengingat ketidakpastian ekonomi global juga tetap tinggi.

"Karena itu, guna menghindari risiko gejolak pasar pada obligasi tenor pendek, kami menyarankan berinvestasi pada tenor menengah hingga panjang atau artinya di atas 3 tahun," ucapnya.

Rully memprediksi 2023 sebagai tahunnya investasi obligasi menyusul berakhirnya siklus pengetatan moneter di dalam negeri. Sementara itu, di luar negeri, khususnya AS, siklus pengetatan moneter kemungkinan berakhir pada semester I-2023. Kuatnya kondisi fundamental makroekonomi dan perbankan juga tingkat imbal hasil yang kompetitif menjadi faktor daya tarik pasar obligasi di Indonesia. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan