PT Mirae Asset Sekuritas melaporkan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Agustus 2022, mengalami penguatan dan menjadi bulan terbaik sepanjang 2022, karena naik positif di 3,3% ke level 7179 pada Agustus saja. Sehingga, IHSG meningkat 9,1% secara year to date (ytd).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan, salah satun yang menjadi faktor pendukung penguatan IHSG di Agustus adalah foreign netflow, yaitu net buy mencapai Rp14,6 triliun.
“Ini sekaligus mengakhiri net sell untuk tiga bulan beruntun sebelumnya sejak Mei, Juni, Juli, senilai Rp11,8 triliun. Hingga akhir Agustus, net buy asing di pasar Indonesia menembus angka Rp62 triliun,” jelas Martha dalam paparannya di acara Media Day: September 2022 by Mirae Asset Sekuritas, Kamis (8/9).
Martha mengatakan pendukung naiknya netflow asing didominasi oleh kondisi ekonomi dalam negeri pascapandemi yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. Maka ia juga menyatakan pertumbuhan netflow asing akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Seperti diketahui, kondisi perekonomian Indonesia yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu, pertumbuhan Indonesia pada kuartal II-2022 naik 5,44% secara year on year (yoy) dan terjadi deflasi di Agustus 2022 sebesar 0,21% month to month (mtm). Tak hanya itu, Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 3,75% untuk mengimbangi inflasi dan terbaru, pemerintah juga menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
“Kenaikan BBM ini direspons positif oleh para pelaku pasar karena tentunya dengan budget yang ditekan untuk subsidi BBM nanti bisa dialihkan ke sektor-sektor yang lebih produktif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Martha memaparkan, sepanjang Agustus, dari 11 indeks sektoral, sembilan sektor tercatat mengalami penguatan dan dua lainnya melemah. Beberapa saham penggerak yang dicatatkan menguat selama Agustus 2022 adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yaitu +12%, PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yaitu +8%,
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yaitu +7%, dan PT Astra International Tbk. (ASII) yaitu +10%.
“Performa terbaik dicatatkan oleh IDX INFRA yang tumbuh 5,5%. Ini karena ada kenaikan saham Telkom dan pendukung IHSG menembus level 7200 adalah saham BCA,” ujar Martha.
Berikutnya disusul performa terbaik adalah IDX ENERGI yang naik 2,2% dengan saham, penggeraknya antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yakni +9%, PT Bumi Resources Tbk.( BUMI) yakni +49%, dan
PT Medco Energi Internasional Tbk. yakni +41%. Peningkatan pada sektor energi menurut Martha, seiring dengan kenaikan harga batu bara, sehingga sangat menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak di sektor batu bara.
Dilihat pada sisi performa terburuk, Martha menyebutkan IDX CYCLICAL yang turun hingga -1,7% dalam satu bulan yang dipicu oleh saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) yakni -7% dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) yakni -13%. IDX HEALTH juga menunjukkan performa buruk yaitu, turun -1,1% karena mendapat tekanan dari saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yakni -22% dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) yakni -4%.
“Performa terburuk IDX HEALTH karena ditekan laporan keuangan SIDO yang turun 22% juga adanya net sell,” kata Martha.
Martha juga menyampaikan, positifnya data ekonomi Indonesia dan respons kenaikan suku bunga BI untuk jaga stabilitas harga dan nilai tukar mendapat respons baik dari investor asing. Tercatat net buy asing sebesar Rp14,6% ditanamkan ke sektor perbankan, infrastruktur, dan industri.
“45% net buy asing dibelanjakan saham BBCA, sehingga saham BBCA naik 12% di Agustus dengan kapitalisasi pasar menembus Rp1000 triliun,” pungkasnya.