PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat melanjutkan penguatannya hingga ke atas 6.100. Faktor utama yang mendorong penguatan ini menurut Mirae Asset Sekuritas adalah perekonomian domestik yang positif.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, data ekonomi yang mendukung terutama PMI Manufacture yang melanjutkan ekspansi, inflasi yang masih terkendali, penjualan otomotif yang meroket, indeks keyakinan konsumen, neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi berpotensi memperkuat IHSG.
"Ekspektasi IHSG di Juni, kami perkirakan bergerak konsolidasi dengan kecendrungan penguatan di Juni. Support di level 5.883 dan resistance di level 6.115," kata Martha, Kamis (3/6).
Sementara sepanjang Mei, IHSG tercatat mengami penurunan sebesar 0,8% secara bulanan. Menurut Martha, penurunan ini terjadi karena banyaknya sentimen negatif di Mei.
Beberapa sentimen negatif pada Mei antara lain perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang kembali meningkat sampai ke level 100.000 setelah libur lebaran.
"Sementara dari data ekonomi, sebenarnya cukup baik dilihat dari perkembangannya di April cukup menggembirakan. Tingkat inflasi yang terjaga, hingga angka pengangguran yang menurun, membuat pemerintah optimistis akan pemulihan ekonomi. Ini menjadi sentimen positif bagi IHSG," ujar dia.
Martha merangkum, secara sektoral pada Mei 2021, dari 11 sektor utama, lima sektor mengalami penguatan dan enam sektor mengalami pelemahan. Beberapa saham besar yang menekan performa IHSG yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang turun 21% secara bulanan, kemudian PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 4,5% dan 2,8%.
Sedangkan untuk performance terbaik dibukukan oleh IDXTECHNO yang naik 19% secara bulanan dengan saham penggerak dari PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX). Selain itu, penggerak juga datang dari IDXINFRA dengan saham sektor telekomunikasi menjadi penggerak, seperti saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan juga PT XL Axiata Tbk. (EXCL).
"Penguatan saham teknologi terjadi di tengah peningkatan trafik penggunaan data saat libur lebaran," tuturnya.
Adapun untuk performa terburuk dibukukan oleh IDXBASIC yang turun 6% dan IDXPROPERTY yang turun 5,8%. Di IDXBASIC, yang menjadi penyumbang penurunan terbesar adalah saham TPIA dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT).
"Ini sehubungan dengan kenaikan harga minyak hingga 36% YTD. Sedangkan IDXPROPERTY yang menyumbang penurunan terbesar yaitu PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL)," kata dia.