close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara.
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara.
Bisnis
Kamis, 08 September 2022 19:49

Bayang-bayang inflasi, Mirae Asset Sekuritas rekomendasikan saham ini

Kenaikan harga komoditas masih menjadi angin segar bagi pasar saham karena masih ada potensi mengangkat pasar.
swipe

PT Mirae Asset Sekuritas memperkirakan inflasi masih membayangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena terdampak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, kenaikan harga komoditas masih menjadi angin segar bagi pasar saham karena masih ada potensi mengangkat pasar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina memprediksi, secara teknikal IHSG di September 2022 akan menguat terbatas dengan support-resistance di level 7.040 hingga 7.361, namun masih berpotensi terkoreksi dengan kondisi pasar yang volatile setelah adanya pengumuman Fed Rate mendatang.

“Faktor-faktor penggerak pasar saham seperti biasa, data ekonomi, kebijakan moneter bank sentral dunia, dan bank-bank sentral di dunia, dan dampak inflasi ke depan pascakenaikan BBM, serta harga komoditas,” jelas Martha dalam paparannya di acara Media Day: September 2022 by Mirae Asset Sekuritas, Kamis (8/9).

Martha mengatakan beberapa sektor dan saham pilihan bulan ini adalah sektor perbankan atau IDX FINANCE yakni, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), sektor energi atau IDX ENERGY, yakni  PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA),
PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan sektor industri atau IDX INDUST, yakni PT Astra International (ASII), PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Sektor perbankan merupakan sektor yang paling erat kaitannya jika IHSG naik atau turun. Masuknya saham empat bank besar tersebut di atas, berdasarkan laporan keuangan di kuartal kedua yang membukukan kinerja di atas ekspektasi.

“Ini untuk bank-bank konvensional. Untuk bank-bank digital kelihatannya masih membukukan kerugian, dan ini tantangan bagi bank digital,” tutur Martha. 

Martha menyampaikan pertumbuhan kredit di 2022 akan mencapai 10,2% year on year (yoy) yang didukung pertumbuhan net interest margin (NIM). Karena menurutnya, kenaikan suku bunga akan membuat sisi margin perbankan ikut membaik sehingga NIM meningkat. Non performing loan (NPL) juga diprediksi bertahan di level 3%.

Pada pertumbuhan perbankan kredit perbankan di Juli tercatat saham BMRI (+1,5%) mom, BBCA (+0,3%) mom, BBRI (+0,3%) mom, dan BBNI (-0,8%) mom.

Selanjutnya di sektor energi masih direkomendasikan karena adanya peningkatan harga batu bara acuan (HBA) pada September naik ke US$319,2 per ton.

“Adanya penghentian aliran gas dari Rusia juga membuat harga batu bara menyentuh level tertinggi. Selain itu saat ini mulai memasuki musim dingin sehingga ada potensi lonjakan permintaan batu bara dari China, India, Korea Selatan, dan Eropa,” imbuh Martha.

Ia juga menyampaikan saham ADRO mencatatkan pendapatan (revenue) yang meningkat 132% yoy dan laba bersih (net income/NI) meningkat 631%) yoy, pendapatan ITMG naik 115%) yoy dan laba bersih naik 301% yoy. Kemudian pendapatan INDY naik 54% yoy dan laba bersih 1612% yoy, dan pendapatan PTBA naik 79% yoy dan laba bersih naik 246% yoy.

Kemudian untuk sektor industri, masuk ke dalam rekomendasi karena adanya lonjakan harga komoditas yang mendorong permintaan alat berat dan jasa kontraktor pertambangan. Martha menyebutkan, penjualan mobil ASII di tujuh bulan sepanjang 2022 sebesar 308.000 unit, artinya ini naik 27% yoy sehingga market share ASII naik menjadi 55%.

“Penjualan alat berat UNTR di tujuh bulan selama 2022 juga mencapai 3399 unit atau 71% dari target tahun ini sebesar 4800 unit,” tutup Martha.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan