close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sentimen terhadap industri properti mulai membaik. / Istimewa
icon caption
Sentimen terhadap industri properti mulai membaik. / Istimewa
Bisnis
Jumat, 15 November 2019 14:50

MNC Sekuritas: Saham sektor properti mulai bangkit

Emiten properti yang beralih ke pasar menengah mulai mengalami perbaikan kinerja.
swipe

Sentimen terhadap industri properti mulai membaik. Sejak awal tahun hingga hari ini, indeks saham di sektor properti, real estate, dan building construction mengalami kenaikan yang paling tinggi dibanding dengan indeks-indeks sektor lainnya. 

Hingga penutupan perdagangan Kamis (14/11), indeksi properti, real estate, dan building construction mengalami kenaikan hingga 13,64% (year to date/ytd).

Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan, mengatakan di paruh awal2019 indeks di sektor properti memang sempat terkena sentimen negatif akibat adanya gelaran pemilihan presiden dan idulfitri dalam satu semester. Namun, pada semester II-2019, Rudy melihat sentimen-sentimen tersebut telah hilang.

"Harga rumah memang masih dianggap mahal, tapi tren suku bunga yang turun tiga kali itu jadi pendorongnya. Soalnya, pendanaan properti masyarakat masih banyak dari KPR," kata Rudy ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11).

Rudy mengamati emiten-emiten properti seperti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mulai menggarap pasar properti di bawah harga Rp500 juta yang menyasar milenial.

Kedua emiten tersebut, kata Rudy, memanfaatkan peluang dari kebutuhan pasar terhadap rumah menengah ke bawah sebanyak enam juta unit.

Sebaliknya, Rudy mengamati emiten properti lain seperti PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) yang masih setia menggarap properti untuk pasar menengah ke atas. Akibatnya, kata Rudy, pertumbuhan PWON pun cenderung stagnan sepanjang 2019 ini.

"Itu pun stagnan karena dikudukung recurring income, itu yang jadi penahan dia. Kalau dari marketing sales, PWON stagnan cenderung turun," tutur Rudy.

Sementara itu, berkebalikan dengan PWON, PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mulai mengubah bisnisnya menggarap pasar menengah bawah melalui Citra Maja Raya. Rudy melihat walaupun bisnis terbaru mereka belum menunjukkan tren pertumbuhan signifikan, setidaknya pasar baru tersebut membuat kinerja CTRA lebih moderat daripada tahun sebelumnya.

Dengan tren peralihan pasar properti tersebut, Rudy mengatakan prospek untuk properti mid to low akan terlihat cerah ke depannya.

"Sementara untuk tahun depan, karena sudah tidak ada acara besar selain lebaran, properti bisa mulai bangkit. Kita juga tahu kemarin ada relaksasi Loan-to-Value (LTV), kemudian PPNBM juga diturunkan, suku bunga dipangkas empat kali," ujar Rudy.

Untuk rekomendasi bagi investor, Rudy menyarankan membeli saham CTRA. Sebab, harga saham CTRA masih berada di level Rp1.000 per lembar saham dan secara fundamental bisa naik sampai ke level Rp1.300 per lembar saham.

Untuk BSDE, Rudy menyarankan investor untuk mencari lini usaha lain yang masih satu grup dengan BSDE, yaitu PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) yang lebih condong bergerak ke penyediaan lahan untuk industri.

Sebagai informasi, Bumi Serpong Damai dan Puradelta Lestari merupakan anak usaha dari Grup Sinarmas. Sebab, kabar pembelian lahan Puradelta Lestari seluas 77 hektare oleh Hyundai Motors Group akan memberikan katalis positif bagi saham DMAS ke depannya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan