Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara anggota G-20, termasuk Indonesia. Moody's memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 3,7% hingga akhir tahun 2020.
Sementara, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan negara G-20 akan terkontraksi sebesar 0,5% pada 2020. Negara-negara yang termasuk dalam kategori emerging market atau negara berkembang akan mencatatkan pertumbuhan 1,9%.
"Kebijakan fiskal dan moneter bisa mencegah penurunan ekonomi lebih dalam ke rumah tangga dan bisnis. Kami harap kebijakan tersebut terus tumbuh dan diperdalam," tulis Moody's dalam rilis mereka, Rabu (25/3).
Di negara-negara emerging market, tulis Moody's, penurunan tajam pada pertumbuhan ekonomi menjadi tak terhindarkan. Terutama di negara-negara yang telah mengunci wilayahnya.
"Pemulihan ekonomi di negara-negara berkembang akan relatif lebih lamban dibanding negara maju," kata Moody's.
Sebab, kurangnya jaring pengaman sosial dan lemahnya kemampuan negara untuk memberikan dukungan yang memadai bagi bisnis dan rumah tangga akan memperbesar dampak pelemahan ekonomi akibat Covid-19.
Meskipun demikian, belum bisa dipastikan berapa total dampak kerugian ekonomi dari Covid-19 ini. Sebab, ada banyak hal yang tidak bisa diketahui seperti berapa lama pandemi Covid-19 akan selesai dan berapa lama kegiatan ekonomi akan terganggu.
China sebagai tempat dimulainya pandemi, lanjut Moody's, juga kembali mengumumkan peningkatan jumlah infeksi baru. Semakin lama pandemi ini terjadi, sektor ekonomi riil dan keuangan akan semakin rentan.