PT MRT Jakarta (Perseroda) dan kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta-Hutama Karya Join Operation (SMCC-HK JO) menandatangani paket kontrak (contract package) 203 MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota).
Paket kontrak CP203 merupakan bagian dari pembangunan Fase 2A MRT Jakarta dari Bundaran HI hingga Kota. CP203 akan mengerjakan dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer.
Total nilai kontrak sekitar Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021-Agustus 2027). Pembangunan paket kontrak CP203 juga akan terintegrasi dengan konsep penataan kota tua, yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen rekayasa lalu lintas atau traffic arrangement.
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A ini akan melewati sejumlah cagar budaya di antaranya Gedung Sarinah, Museum Bank Indonesia, Gedung Chandranaya, Pantjoran Tea House, Museum Bank Mandiri, Tugu Jam Thamrin, dan Stasiun Jakarta Kota (BEOS).
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengatakan, konstruksi CP203 ini akan mengusung desain dengan konsep Sunken Entrance, yaitu tinggi entrance yang lebih rendah dari entrance pada umumnya dengan tujuan untuk menjaga visual bangunan cagar budaya.
“Pembangunan MRT Fase 2A, Bundaran HI-Kota Tua, akan memberikan perhatian terhadap perlindungan situs cagar budaya sekaligus mendukung revitalisasi kawasan-kawasan yang mempunyai nilai historis dan budaya yang tinggi di sepanjang jalur dalam konteks regenerasi kota," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (20/4).
Sejalan dengan pembangunan konstruksi 2A, MRT Jakarta juga akan mendorong pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) di kawasan Thamrin, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota melalui kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan.
Sementara Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalur MRT hingga ke Kota Tua akan menghidupkan kembali kawasan wisata tersebut.
Pihaknya pun sedang merencanakan membangun seluruh kawasan ini sebagai suatu kesatuan kawasan yang terintegrasi dengan konektivitas antarmoda yang memadai, dan melibatkan berbagai pihak, yaitu unsur pemerintahan pusat dan DKI, unsur badan usaha milik negara dan daerah, maupun unsur swasta.
"Semua itu ada di dalam satu ikhtiar konsorsium untuk membangun kawasan Kota Tua, sehingga kawasan ini menjadi bagian dari masa depan Jakarta," ujarnya. "Dukungan dari pemerintah pusat melalui arahan presiden, telah membuat begitu banyak program yang dilakukan di Jakarta bisa dituntaskan dengan baik," tambahnya.
Di samping itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji menyambut baik kerja sama yang terjalin. Menurutnya MRT Jakarta merupakan simbol persahabatan antara Jepang dan Indonesia.
Kerja sama ini sebagai bentuk bahwa Jepang turut berkontribusi dalam pembangunan nasional Indonesia yang menekankan pada pengembangan sumber daya manusia serta transfer teknologi dan pengetahuan.
"Ke depannya, MRT Jakarta akan semakin berkembang, saya yakin ini akan membawa perbaikan untuk kehidupan masyarakat dan perkembangan ekonomi di Jakarta,” kata dia.