PT MRT Jakarta berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. Rencana initial public offering (IPO) ini bertujuan mencari pendanaan untuk pembangunan lintasan MRT hingga tahun 2030.
Presiden Direktur MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, rencana IPO ini berdasarkan dari perolehan laba yang didapat. MRT Jakarta menargetkan laba bersih senilai Rp60 miliar hingga Rp70 miliar hingga akhir 2019.
Untuk 2020, pihaknya memproyeksikan laba mencapai Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Sedangkan pada 2021, laba ditaregetkan mencapai Rp300 miliar hingga Rp350 miliar.
"Kalau tiga tahun berturut-turut keuangan kita seperti ini, maka pada 2022 kita bisa IPO," kata William di Wisma Nusantara, Jakarta, Rabu (27/11).
William sadar apabila keadaan keuangan perusahaan tidak stabil, maka investor tidak berminat untuk membeli saham MRT Jakarta.
"Kalau labanya tidak aman, susah untuk IPO. Kalau terpaksa IPO, saya yakin engga ada yang mau beli. Karena laporan keuangan yang akan diliat nanti," ujar dia.
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan pelayanan dan operasional MRT Jakarta terus ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum.
William menjelaskan, MRT Jakarta bertekad untuk menjadi perusahaan yang terbuka dan transparan untuk publik. Selain sebagai perusahaan transportasi, ia berharap MRT Jakarta juga bisa sebagai perusahaan komersil.
"Artinya, kami jual saham. Nanti masayakat bisa membeli perusahaan ini, selain untuk alat transportasi. Kita juga mendorong budaya transparan untuk akuntabel," katanya.
William menyebut, saat ini MRT Fase 1 (Lebak Bulus - Bundaran HI) sepanjang 16 kilometer (km). Adapun pada MRT Fase II (Bundaran HI - Ancol Barat) mencapai 13 km.
MRT Jakarta menargetkan sepanjang 230 km lintasan dapat terbangun hinga 2030.
"Dana IPO untuk membangun 230 km, karena kita tidak bisa mengandalkan uang dari pemerintah saja. Oleh sebab itu, kami membuka berbagai opsi salah satunya IPO," ujar William.
Ia mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah ahli untuk rencana IPO ini. Meski demikian, ia belum bisa membeberkan jumlah saham yang akan dijual ke publik maupun untuk harga saham yang ditawarkan.
"Ya seperti yang saya sampaikan, melihat dulu capaian laba apakah meningkat dan positif atau tidak. Kalau iya, mungkin 2020 akhir saya baru jelaskan," ucap dia.
Peningkatan jumlah penumpang
Sejak masa uji coba 24 Maret 2019, Mass Rapid Transit (MRT) banyak diminati oleh masyarakat. PT MRT Jakarta mencatat, hingga 26 November ini jumlah penumpang sudah mencapai 19.990.959 penumpang.
Dari total penumpang itu, rata-rata penumpang setiap bulannya mencapai 83.516 per bulan. Sedangkan, rata-rata penumpang perhari tertinggi mencapai 93.165 penumpang.
"Kita sedang menuju ke 100.000 penumpang (perhari)," ujar William.
William menyebut, semangat para penumpang untuk menggunakan MRT lantaran harga tiket yang terjangkau. Sebab, harga tiket itu di subdisi oleh pemerintah pusat maupun Pemprov DKI.
"Naik MRT sebenarnya itu bayarnya Rp30.000, tapi karena disubsidi oleh pemerintah, dalam hal ini bayarnya cuma Rp10.000, Rp20.000 disubsidi," ucap dia.
Selain itu William memaparkan bahwa tingkat ketepatan waku MRT juga telah mencapai 100%, terdiri dari ketepatan waktu kedatangan, ketepatan waktu tempuh kereta, dan ketepatan waktu berhenti di stasiun.
Mengutip data MRT, jumlah penumpang pada April mencapai 2.373.415 penumpang dengab rata-rata penumpang per hari sebanyak 79.114 orang.
Jumlah penumpang MRT pada Mei mencapai 2.253.559 penumpang dengan rata-rata penumpang per hari sebanyak 72.695 penumpang. Adapun pada Juni, jumlah penumpang sebanyak 2.448.856 penumpang, rata-rata per hari 81.629 penumpang.
Kemudian, pada Juli sebanyak 2.888.126 penumpang dengan rata-rata per hari sebanyak 93.165 penumpang. Selanjutnya, pada Agustus mencapai 2.556.805 penumpang dengan rata-rata per hari sebanyak 82.447 penumpang.
Untuk September, jumlah penumpang MRT mencapai 2.729.780 penumpang dengan rata-rata per hari mencapai 90.993 penumpang. Kemudian, Oktober sebanyak 2.663.741 penumpang MRT dengan rata-rata per hari mencapai 88.791 penumpang.