MRT Jakarta tuai pujian lebih canggih dari Eropa
Para Duta Besar negara-negara Uni Eropa memuji kecanggihan transportasi Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) Jakarta.
Duta Besar (Dubes) Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Guerend memuji MRT Jakarta dengan kata "Bagus" dalam bahasa Indonesia dan lebih modern dari MRT Eropa.
"Saya sangat senang sekali, pada dasarnya saya menyukai moda kereta dan saya melihat MRT ini sangat modern, bersih pada pintu dan pendingin udaranya. Saya tidak sabar untuk menanti MRT ini dibuka untuk masyarakat umum pada Maret tahun ini," ujar Vincent kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/2).
Dubes UE menyatakan keinginannya untuk mengajak anggota keluarganya menaiki MRT pada akhir pekan, jika memungkinkan setiap hari.
Dia menyatakan, MRT Jakarta lebih modern dari MRT yang terdapat di beberapa negara Eropa yang dibangun sekitar 40 atau ratusan tahun lalu.
"Karena MRT Jakarta ini sangat modern, Anda bisa merasakan pendingin udaranya, melihat platformnya jadi ini standar terbaik yang berhasil Anda miliki," kata Vincent dalam wawancara saat mencoba MRT Jakarta bersama puluhan duta besar dan perwakilan diplomatik dari negara-negara Eropa.
Dubes menambahkan dirinya dan para kolega Dubes serta perwakilan negara-negara Eropa lainnya menjajal MRT Jakarta, dalam rangka mendukung proyek transportasi Indonesia yang luar biasa tersebut.
"Saya percaya bahwa sangat penting bagi kota besar seperti Jakarta untuk memiliki sistem moda transportasi massal modern seperti MRT Jakarta ini," katanya.
Di sela-sela wawancara Dubes UE untuk Indonesia Vincent Guerend memuji MRT Jakarta "Bagus," dalam bahasa Indonesia sambil mengacungkan dua jempol.
Selain Vincent, turut pula Dubes Perancis, Dubes Belgia, Dubes Italia, Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Belanda, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Bulgaria yang mencoba pertama kali MRT Jakarta.
Didampingi oleh Corporate Secretary PT Mass Rapid Transit Jakarta Muhammad Kamaluddin dan Direktur Pengembangan Bisnis PT Mass Rapid Transit Jakarta Ghamal Peris, para Dubes dan perwakilan diplomatik negara-negara Eropa menjajal MRT mulai dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia hingga Stasiun MRT Lebak Bulus pulang pergi.
Revolusi kemacetan
Senada, Dubes Kerajaan Belgia untuk Indonesia, Stephane De Loacker, mengatakan kehadiran MRT Jakarta dapat membuat masyarakat ibu kota terbiasa menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui harga tiket (MRT) ini akan sangat terjangkau, dengan demikian masyarakat akan terdorong untuk menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi," kata Stephane De Loacker pada kesempatan yang sama.
Dia menjelaskan selain harga tiket MRT yang akan sangat terjangkau, hal-hal lainnya seperti kenyamanan, terhindar dari kemacetan dan tepat waktu dapat membuat masyarakat pada akhirnya terbiasa menggunakan dan cenderung menyukai transportasi publik.
"Sekali masyarakat terbiasa menggunakan moda transportasi publik seperti kereta bawah tanah, MRT, atau moda transportasi publik lainnya, mereka menyukainya," ujar Dubes Belgia tersebut dalam wawancara yang bersahabat.
Stephane De Loacker juga mengaku sangat terkesan dan memuji pengalaman pertamanya dalam menjajal MRT Jakarta sebagai pengalaman yang sangat memuaskan.
"Sungguh penting untuk memiliki transportasi publik semacam ini di kota seperti Jakarta, dan saya berharap transportasi publik tersebut akan digunakan oleh sebanyak mungkin masyarakat," ujar Dubes Belgia itu.
Setali tiga uang, Dubes Italia untuk Indonesia Vittorio Sandalli sangat terkesan dan memuji MRT Jakarta sebagai pencapaian luar biasa.
"Saya sangat terkesan dengan efisiensi dan organisasi (MRT) ini. Itu merupakan pencapaian luar biasa, bukan hanya bagi Jakarta sebagai ibu kota, namun dalam segi kualitas hidup dan aset Jakarta sebagai ibu kota negara," kata Vittorio Sandalli.
Dubes Italia itu menjelaskan bahwa Jakarta merupakan kota dengan kehidupan dinamis tidak hanya sebagai ibu kota Indonesia namun juga bagi kawasan Asia Tenggara.
"Itu benar-benar menjadi contoh bagi pembangunan di kawasan Asean," ujarnya saat menjajal MRT Jakarta untuk pertama kalinya.
Vittorio Sandalli juga memuji secara puitis kehadiran MRT Jakarta ini sebagai contoh baik bagi kehidupan kontemporer di Jakarta yang terjadi saat ini.
Serasa tak di Jakarta
Sementara itu, Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar (Kedubes) Belanda Ferdinand Lahnstein juga sangat terkesan dengan kehadiran MRT Jakarta di Indonesia.
"Saya sangat terkesan, sungguh menakjubkan bagaimana (MRT) ini beroperasi. Saya merasa seperti tidak lagi berada di Jakarta," kata Ferdinand pada kesempatan yang sama.
Deputy Chief of Mission Kedubes Belanda itu juga menjelaskan bahwa dirinya memiliki ekspektasi besar terhadap masyarakat Jakarta dan sangat terpukau dengan kehadiran MRT Jakarta.
"Saya pikir MRT ini merupakan kemajuan besar bagi masyarakat untuk bepergian dari Jakarta Selatan ke Pusat, serta dapat membantu sebagian besar staf saya yang tinggal di Menteng di mana sekarang mereka bisa menggunakan MRT untuk bepergian dari Menteng ke Jakarta Selatan. Ini kemajuan yang fantastis," ujar Ferdinand.
Dia juga tidak menyangka bahwa MRT Jakarta bisa dikelola secara profesional, sangat terorganisasi dan dirinya sangat memuji hal-hal tersebut.
Pujian juga datang dari Dubes Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet. Dia terkesan dengan kehadiran dan menyebut MRT dapat membantu untuk menghindari kemacetan Jakarta.
"Nyaman, cepat, proyek transportasi yang sangat berkualitas, dan sangat tepat waktu. Saya sangat terkesan," ujar Dubes Perancis tersebut.
Jean-Charles Berthonnet menjelaskan bahwa kehadiran MRT Jakarta ini memungkinkan para stafnya di Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis yang berlokasi di Jakarta Pusat, bisa lebih mudah dan cepat menjangkau sekolah-sekolah Bahasa Prancis yang berlokasi cukup jauh dari Kedubes.
"Jadi MRT Jakarta ini bisa sangat membantu untuk menghindari kemacetan bagi setidaknya 50% dari staf saya. Saya sangat senang melihat proyek tersebut telah diimplementasikan saat ini," kata dia.
Jean-Charles Berthonnet tiba di pintu masuk Stasiun Bundaran Hotel Indonesia MRT Jakarta pada sore hari dengan mengenakan baju batik berwarna merah. (Ant).