close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan Lebaran 2019 berpotensi mengalirkan dana hingga Rp9,7 triliun ke daerah tujuan mudik. / Antara Foto
icon caption
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan Lebaran 2019 berpotensi mengalirkan dana hingga Rp9,7 triliun ke daerah tujuan mudik. / Antara Foto
Bisnis
Kamis, 06 Juni 2019 20:59

Mudik lebaran berpotensi alirkan dana Rp9,7 triliun ke daerah

Dana ini akan mengalir ke Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Sumatera dan Kalimantan.
swipe

Perayaan idulfitri menjadi momen perputaran uang terbesar di Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan Lebaran 2019 berpotensi mengalirkan dana hingga Rp9,7 triliun ke daerah tujuan mudik.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan potensi itu dihitung berdasarkan data jumlah pemudik Lebaran 2019.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2019 dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 14,9 juta orang.

Khusus DKI Jakarta, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 7.346.430 jiwa. Angka naik sebesar 4% dari jumlah pemudik tahun 2018 sebesar 7.063.875 jiwa atau setara dengan 2.448.810 keluarga.

"Jika setiap rumah tangga kita rata ratakan membawa uang paling minim Rp4 juta, maka uang yang mengalir ke daerah musim lebaran tahun 2019 ini diperkirakan mencapai Rp9,5 triliun," ujar Sarman di Jakarta, Kamis (6/6).

Uang tersebut, lanjut dia, mayoritas akan beredar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, serta sebagian di Sumatera (Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan) dan sisanya daerah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Dana tersebut, belum termasuk remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri yang berjumlah hampir 9 juta orang.

"Jika kita membuat perhitungan yang sangat sederhana saja para TKI kita mengirimkan Rp1 juta per orang menjelang Idul Fitri tahun ini, maka daerah akan menerima perputaran tambahan sebesar Rp9 triliun. Walaupun kecenderungannya dana tersebut tidak akan dibelanjakan semua," imbuhnya.

Sarman menilai kondisi tersebut akan membuat ekonomi daerah bergerak dan bergairah karena perputaran uang yang sangat tinggi sebagai dampak dari uang yang mengalir dari kota Jakarta ke daerah tujuan mudik.

Belanja konsumsi masyarakat itu diharapkan akan mampu memberikan kontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi triwulan II-2019 yang diperkirakan dapat mencapai 5,2%, naik dari pertumbuhan ekonomi triwuilan pertama yang hanya mencapai 5,07%.

"Momentum perayaan Idul Fitri tahun ini diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan kedua karena hampir 60% bersumber dari konsumsi masyarakat," katanya.

Sarman menambahkan, konsumsi masyarakat di daerah akan banyak berputar di sektor pariwisata, oleh-oleh khas daerah, aneka produk UKM seperti makanan/kuliner dan kerajinan daerah, batik dan uang saku untuk keluarga yang ditinggalkan.

Masa liburan idulfitri tahun ini yang mencapai 11 hari juga dinilai sangat mendukung perputaran uang di daerah karena para pemudik lebih leluasa untuk mengatur jadwal wisata di daerah masing masing dan membelanjakan uang yang dibawa yang bersumber dari gaji, tunjangan hari raya, bonus dan tabungan selama setahun.

"Namun, karena habis idulfitri langsung memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah maka terbuka kemungkinan para pemudik agak sedikit mengerem dan selektif dalam membelanjakan uangnya," ungkapnya. (Ant)

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan