PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (Multi Bintang), perusahaan minuman Indonesia mencatatkan total dividen sebesar Rp1,2 triliun atau 100% dari laba bersih tahun berjalan yang sebesar Rp1,2 triliun.
Direktur Keuangan Multi Bintang Indonesia Erik Pieter Mul menjelaskan, dividen final untuk periode full year 2018 sebesar Rp536 per saham telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
"Termasuk dividen interim Rp47 per saham, sehingga total dividen sebesar Rp583 per saham. Total pembayaran dividen sebesar Rp1,2 triliun atau 100% dari keuntungan," terang Erik di Hotel Dharmawangsa, Selasa (23/4).
Perusahaan dengan kode MLBI ini mencatatkan penjualan sebesar Rp3,65 triliun sepanjang 2018 atau naik 7,67% dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya sebesar Rp3,39 triliun.
Pada tahun 2018, kontribusi penjualan terbesar berasal dari penjualan lokal sebesar 98,65% atau sebesar Rp3,65 triliun. Sementara itu, sekitar 1,35% sisanya atau sebesar Rp49,26 miliar berasal dari penjualan ekspor.
"Pendapatan disumbang dari permintaan konsumen yang meningkat pada paruh kedua tahun lalu, juga dampak dari kemajuan pariwisata," ujar Erik.
Direktur Multi Bintang Indonesia Michael Chin menambahkan, penjualan produk alkohol Rp3,26 triliun atau berkontribusi sebesar 89,43% terhadap penjualan. Sementara itu, penjualan produk non-alkohol sebesar Rp385,68 miliar atau 10,57% terhadap total penjualan.
Lebih lanjut, Michael belum bisa memastikan apakah perusahaannya akan menyeimbangkan penjualan alkohol dan non alkohol masing-masing 50%. Sebab saat ini kontribusi penjualan terbesar masih pada minuman beralkohol.
"Untuk menuju penjualan 50% minuman alkohol dan 50% minuman non alkohol masih sangat jauh, karena saat ini lebih dari 88% sumber pendapatan kita masih pada minuman berakohol," ujar Michael.
Michael mengatakan perusahaan masih akan fokus untuk mengembangkan brand. Sehingga belum ada rencana untuk memperluas pasar ekspor baru.
"Kami akan fokus untuk mempelajari dari ekspor yang sudah kami lakukan, yakni di Amerika Serikat dan Korea Selatan. Jadi kami akan meningkatkan penjualan dari pasar ekspor yang sudah kami lakukan, sebelum melakukan ekspansi lagi," ujar Michael.
Seperti diketahui, tahun lalu MLBI berhasil memperluas jangkauan Bir Bintang di pasar ekspor yang baru, yakni Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Kendati demikian, kata Michael, tidak menutup kemungkinan keberadaan Bir Bintang bisa semakin dikenal di belahan dunia yang baru. Setelah sebelumnya sudah tersedia di Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, Belanda, dan Inggris.
Soal keberlanjutan korporasi, perusahaan telah secara resmi mengoperasikan fasilitas biomassa di Sampangegung, yang berhasil memangkas emisi CO2 dari proses produksi hingga 5.000 ton per tahun.
Selanjutnya, limbah dari fasilitas biomassa dapat digunakan sebagai bahan mentah untuk pupuk organik oleh para petani lokal, sehingga meletakkan landasan bagi bergulirnya ekonomi di komunitas sekitar. Fasilitas biomassa ini merupakan yang pertama untuk pabrik FMCG di Indonesia.